Guru Penggerak

Cerita Ignasius Radja Tentang Manfaat Positif Program Guru Penggerak

GTK - Program Guru Penggerak (PGP) memberikan dampak yang positif bagi dunia pendidikan Indonesia. Tak terkecuali dengan Ignasius Ghele Radja seorang guru penggerak angkatan 1.

Ignasius Ghele Radja yang juga seorang kepala sekolah SMPN 1 Ende ini mengungkapkan manfaat yang ia dapat adalah dalam hal karakter di mana ia mempelajari bagaimana menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang memiliki karakter yang baik dan benar.

“Yang paling pertama, di mana dalam PGP, kami bukan hanya dilatih mempelajari ilmu pengetahuan saja, tetapi juga belajar karakter yang baik dan benar sebagai seorang pemimpin pembelajaran,” ungkap Ignasius dalam Webinar Sapa GTK Episode 12 dengan tema “Pimpin Transformasi Pembelajaran di Satuan Pendidikan”, Rabu (29/3/2023).

Pembekalan filosofi Ki Hajar Dewantara yang diberikan PGP, menurut Ignasius, mampu mengubah pola pikirnya dalam melihat siswa. Ia kini melihat seorang siswa adalah anak yang memiliki keunikan dan potensinya masing-masing.

“Kami belajar tentang filosofi KHD, materi ini mengubah mind set kami untuk melihat anak sebagai ciptaan Tuhan yang memiliki keunikan masing-masing sehingga peran kita menuntun potensi dari setiap anak untuk kebahagian hidupnya untuk menjadi seorang individu dan anggota masyarakat di kemudian hari,” ucap Ignasius.

Ia menjelaskan dengan mengikuti PGP, ia belajar tentang pembelajaran sosial emosional di mana di dalamnya terdapat teknik kesadaran penuh, kelola emosi dalam diri, dan teknik coaching yang sangat baik dalam pengelolaan pembelajaran di sekolah serta budaya positif dengan kesepakatan siswa di kelas.

Terkait dengan Kurikulum Merdeka, manfaat yang ia dapatkan dalam PGP adalah bagaimana mengidentifikasi aset-aset yang ada di sekolah sehingga mampu merancang program sekolah yang berdampak pada siswa dengan memanfaatkan aset-aset yang ada tersebut.

Adapun inovasi yang telah dilakukan oleh Ignasius dalam menerapkan ilmu yang ia dapat dalam PGP adalah

  • Menumbuhkan budaya positif dengan kesepakatan kelas mulai dari wali kelas, guru mata pelajaran, dan siswa.
  • Menggerakkan komunitas belajar di sekolah, saya namakan Spensa Ende Bergerak, di mana di dalamnya kami selalu berbagi praktik baik, refleksi bersama, strategi yang dilakukan terkait dengan siswa dan lingkungan belajar.
  • Menjadi pengajar praktik bagi rekan guru di sekolah dengan membagikan ilmu yang telah didapat pada PGP.
  • Mendorong kepemimpinan murid melalui kegiatan yang berdampak pada siswa, P5 melalui kegiatan aksi bersih, aksi sosial dan lain sebagainya.
  • Memaksimalkan P5, di mana melakukan inovasi dengan mendatangkan mitra dari tim kreator dengan membuat diorama di mana kami membuat rumah Bung Karno
  • Membuka ruang diskusi dan kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan di luar sekolah.
X