GTK - Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) kembali menyelenggarakan Sapa GTK episode 24 yang mengangkat tema “Guru Penggerak: Teladan dan Agen Transformasi Pendidikan Indonesia” pada Selasa (10/9) lalu. Webinar yang ditayangkan di laman Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI ini membahas peran, dampak, serta komitmen Guru Penggerak sebagai seorang pemimpin pembelajaran di lingkungan sekolah, komunitas, dan daerah.
Tema ini diangkat Untuk menginformasikan bahwa Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) sedang membuka rekrutmen untuk Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 12 pada 2 - 16 September 2024. Program ini akan menghasilkan Guru Penggerak sebagai pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Dengan begitu, dalam SAPA GTK kali ini, publik mendapatkan informasi utuh perihal pembukaan program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 12 dan sosialisasi kebijakan terbaru mengenai program Pendidikan Guru Penggerak. Selain itu, juga ada informasi berbagi praktik baik dampak program Pendidikan Guru Penggerak sebagai Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah dari beberapa daerah, dan penjelasan tentang miskonsepsi yang ada di lapangan. Diharapkan, kegiatan ini dapat mendorong pemangku kepentingan untuk mengangkat Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah.
Prioritas Angkatan 12
Dr. Kasiman, S.Pd., ST., M.M., Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa PGP didesain sedemikian rupa oleh Tim Pengembang dan disesuaikan dengan kebutuhan pemimpin pembelajaran masa depan.
“Harapannya, Guru Penggerak akan menggerakkan ekosistem dan menjadi teladan di satuan pendidikannya. Saat ini, lulusan PGP sudah lebih dari 100 ribu bahkan sudah terdistribusi di seluruh daerah Indonesia. Adapun rekrutmen angkatan 12 ini diprioritaskan ke daerah-daerah yang masih minim ketersediaan guru penggeraknya,” ungkap Kasiman.
Bagi daerah yang tidak menjadi sasaran PGP tahun ini, lanjut Kasiman, berarti kebutuhan Guru Penggerak di sudah terpenuhi. Dan apabila nanti kebutuhan Guru Penggerak di suatu daerah mulai berkurang, Ditjen GTK akan memasukkan daerah tersebut ke daerah sasaran PGP.
Otong Kusnadi, Ketua Tim Kerja Program Pendidikan Guru Penggerak, turut hadir menyampaikan lebih dalam tentang peran Guru Penggerak sebagai pemimpin pembelajaran. Ia menyampaikan bahwa sebagai pemimpin pembelajaran, Guru Penggerak mesti mampu mengembangkan diri sendiri, orang lain, dan sekolah.
“Guru Penggerak mesti siap menjadi pemimpin pembelajaran yang mau mengelola pembelajaran, seperti merancang, menerapkan dan mengevaluasi pembelajaran. Selain itu, Guru Penggerak dipersiapkan untuk menggerakkan ekosistem pembelajaran secara holistik, di samping memimpin dan mendampingi satuan pendidikan,” ungkap Otong.
Praktik Baik dari Berbagai Daerah
Sebagaimana SAPA GTK sebelumnya, dalam episode kali ini juga turut hadir perwakilan guru, pengawas sekolah, kepala sekolah, dan Dinas Pendidikan untuk menyampaikan praktik baik yang telah dilakukan terkait Program Pendidikan Guru Penggerak. Dua perwakilan dari Dinas Pendidikan menyampaikan tentang dampak adanya KS/PS dari GP di daerah dan komitmen dan dukungan Pemerintah Daerah memberdayakan dan pengangkatan GP Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
“Implementasi Kurikulum Merdeka berjalan lebih efektif karena kepala sekolah dan pengawas sekolah menjadi model sekaligus motor penggerak. Selain itu pengelolaan sekolah juga lebih dinamis karena kepala sekolah dan pengawas sekolah relatif lebih muda sehingga lebih visioner. Karena itu, transformasi digitalisasi sekolah berjalan lebih cepat dan lebih baik,” ujar Dr. Wahono, S.Pd.M.Pd., Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Grobogan, Jawa Tengah, tentang dampak adanya Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah dari Guru Penggerak.
Senada dengan Wahono, Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, Nasikin, S.STP., M.Kom., menyampaikan bahwa Guru Penggerak di Jawa tengah relatif sedikit. Namun begitu, ia mengakui bahwa keberadaan Guru Penggerak membuktikan adanya peningkatan kompetensi profesional para guru. “Kepala Sekolah yang berasal dari Guru Penggerak telah mendapatkan latihan tambahan yang memperkuat kemampuan mereka dalam mengelola satuan pendidikan secara efektif, transparan, dan akuntabel,” tuturnya.
Sementara itu, Indah Herawati, GP Angkatan 4, Pengawas Sekolah, Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, menyampaikan bahwa pengawas sekolah memiliki pemahaman tentang peran pendampingan di satuan pendidikan dengan menyesuaikan karakter sekolah binaan.
“Pengawas sekolah dapat mengoptimalkan peran pendampingan dengan memaksimalkan Sumber Daya Sekolah untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid. Selain itu, pengawas sekolah dapat menentukan pendekatan, metode, dan strategi yang tepat dalam menjadi teman belajar kepala sekolah dalam menyusun program sekolah sesuai kebutuhan murid,” ungkapnya.
Terakhir, Kepala Sekolah SDN 47 Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Beni Saputra menyampaikan bahwa sebagai Guru Penggerak angkatan 1 ia telah mendapatkan pemahaman yang berharga bahwa seorang Kepala Sekolah mesti berkomitmen dalam mengutamakan pengembangan potensi guru dengan membantu menemukan dan mengembangkan potensi terbaik mereka.
Selain itu, menurut Beni, sebagai pemimpin pembelajaran ia juga mendorong pembelajaran berkelanjutan dengan berkomitmen untuk terus memperbaharui pengetahuan dan keterampilan guru agar mampu memberikan bimbingan yang relevan dan inovatif bagi siswa serta menanamkan budaya pembelajaran sepanjang hayat.
“Kami membangun komunikasi dan kolaborasi efektif terhadap semua pemangku kepentingan termasuk siswa, guru, dan orang tua, serta memastikan adanya komunikasi terbuka dan jujur, serta menanamkan rasa saling percaya terhadap seluruh warga SDN 47 Pekanbaru,” tutupnya
Guru Penggerak
SAPA GTK Episode 24: Guru Penggerak Percepat Transformasi Sekolah
- by Sekretariat GTK
- 02 Oktober 2024
- 1047 Views