Blended learning merupakan pembelajaran campuran antara daring dan luring.
“Pelaksanaan blended learning di SMAN 77 Jakarta sudah dilaksanakan semenjak bulan Juni. Secara sederhana, kami menggabungkan suasana belajar antara siswa yang melakukan pembelajaran di rumah, juga dengan suasana belajar yang dirasakan oleh guru dan siswa yang ada di sekolah,” tutur Bu Sela pada Podcast Ayo Guru Berbagi.
“Ini dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah itu, juga dengan memanfaatkan aplikasi Google Meet dan juga Zoom, untuk bagaimana bisa menggabungkan suasana belajar tadi,” sambung Bu Sela berbagi praktik baik blended learning di SMAN 77 Jakarta.
Bu Sela menyadari bahwa hampir semua sekolah memiliki karakteristik dan kebijakannya masing-masing untuk melakukan blended learning. Ia merangkum tips melaksanakan blended learning sebagai berikut:
- Pastikan dalam proses blended learning ini kita melibatkan seluruh warga sekolah
- Pastikan ada monitoring dan evaluasi yang berkala dan rutin
“Monitoring dan evaluasi yang berkala dan rutin ini memberikan gambaran kepada kita, langkah-langkah yang bisa kita lakukan selanjutnya, sehingga kalau ada temuan, masalah, solusinya bisa segera diatasi,” imbuh guru mata pelajaran PPKN ini.
Bu Sela juga menyarankan agar monitoring dan evaluasi (Monev) terdokumentasi dengan baik. Di SMAN 77 Jakarta, Monev dilakukan lewat Google Forms, ditempel di mading, dijilid dan diserahkan kepada sekolah.
Simak praktik baik blended learning di SMAN 77 Jakarta melalui siniar/podcast Ayo Guru Berbagi di https://youtu.be/_Wqxr8xJXDA
Sahabat Guru dan Tenaga Kependidikan juga dapat berkunjung ke laman Ayo Guru Berbagi dan menemukan RPP, artikel, serta video yang menarik untuk inspirasi pembelajaran di sekolah Anda di
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/video/