Merdeka Belajar

Tingkatkan Kualitas Pembelajaran di Sekolah, Kemendikbudristek Dorong Optimalisasi Komunitas Belajar

GTK - Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) melakukan berbagai upaya untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang saling menguatkan. Salah satunya mendorong terciptanya komunitas-komunitas belajar di setiap sekolah. 

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Prof. Nunuk Suryani, dalam sambutannya membuka agenda Webinar IKM: Optimalisasi Komunitas Belajar pada Kamis (24/8/2023) melalui laman YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI. 

“Komunitas Belajar dalam sekolah memberikan kontribusi besar dalam proses belajar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Komunitas Belajar dalam sekolah diyakini akan memberikan dampak besar pada peningkatan kualitas pembelajaran untuk murid. Proses pembelajaran dengan siklus inquiry yang berpusat kepada murid meliputi refleksi awal, perencanaan pembelajaran, implementasi hingga evaluasi pembelajaran pada murid,” ungkap Nunuk. 

Nunuk turut menegaskan bahwa Kemendikbudristek juga mendorong tiap satuan pendidikan baik di dalam maupun lintas satuan pendidikan dapat membentuk komunitas belajar. Selain itu, di dalam Platform Merdeka Mengajar, terdapat juga fitur komunitas dimana para guru dapat bergabung, belajar, dan saling berbagi.

Memperkuat pernyataan Prof, Nunuk, Temu Ismail, S.Pd., M.Si selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, mengatakan bahwa Ditjen GTK telah mengeluarkan panduan optimalisasi komunitas belajar untuk mendukung transformasi budaya belajar guru dan tenaga kependidikan di komunitas belajar.

“Kami harap panduan ini dapat menjadi rujukan peran para pemangku kepentingan baik di Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Provinsi, Pengawas/Penilik, Yayasan, Mitra Pembangunan di bidang pendidikan, untuk berkolaborasi dalam mengoptimalkan komunitas belajar,” lanjut Temu Ismail. 

Sementara itu, Dr. Medira Ferayanti, S.S., M.A., sebagai Koordinator Pokja Implementasi Kurikulum Merdeka, Ditjen GTK, turut menegaskan bahwa pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru berperan penting dalam optimalisasi komunitas belajar dengan cara saling mendukung dan menjaga keberlangsungan komunitas ini untuk terus bergerak maju dan tumbuh bersama. 

“Belajar merupakan kebutuhan bagi semua,” ujarnya sembari melanjutkan bahwa, “belajar, berbagi, dan berkolaborasi di komunitas belajar akan berdampak pada hasil belajar murid apabila dilakukan dengan berkesinambungan.” 

Cerita Komunitas Belajar dari Daerah

Webinar yang bertemakan “Mengawali Tahun Ajaran Baru dengan Optimalisasi Komunitas Belajar” ini turut mengundang Theresia N. D Abul, S. Pd. (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya, Pengawas Provinsi Nusa Tenggara Timur), Henny Fitriyani, S.Pd, M.M. (Kepala SMP Negeri 1 Hulu Sungai Tengah), dan Wenda Alifulloh, S.Pd.,Gr., (Guru SMPN 3 Pangkalan Kerinci, Dinas Pendidikan Kabupaten Pelalawan, Riau). 

Para narasumber tersebut saling berbagi pengalaman dan pandangan tentang pentingnya komunitas belajar di sekolah dan dampaknya pada perkembangan belajar murid. Theresia N. D Abul memberikan dukungan penuh pada peran pengawas sebagai pihak yang turut mendorong optimalnya komunitas belajar di sekolah melalui kepada sekolah dan guru.  

“Majunya satuan pendidikan tentu tak terlepas dari peran pengawas sekolah. Mari kita terus memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada kepala sekolah dan guru untuk terus bertumbuh dalam komunitas belajar sehingga bisa menghasilkan strategi pembelajaran yang berdampak kepada murid,” ungkapnya. 

Selanjutnya, Henny Fitriyani menjabarkan tentang pentingnya mengelola komunitas belajar secara serius dan berkelanjutan.

“Mari kita jaga pertumbuhan dan eksistensi komunitas belajar di sekolah kita. Mari kita bentuk tim khusus menangani komunitas belajar dan rangkul guru-guru kita untuk memastikan komunitas belajar tetap ada dan berdampak pada murid,” katanya. 

Sementara itu, dengan pengalaman sebagai Guru Penggerak di sekolahnya, Wenda Alifulloh mengatakan bahwa pada mulanya komunitas belajar dapat terbentuk secara alamiah sebagai respons antar sesama guru dalam menceritakan persoalan murid masing-masing. Namun begitu dalam tahap lebih lanjut, lanjutnya, keberadaan komunitas belajar itu mesti dioptimalkan secara nyata. 

”Komunitas belajar adalah ajang untuk saling berdiskusi dan berkomunikasi. Kita sebagai guru jangan pernah merasa sendiri ketika menghadapi masalah pada murid. Yuk kita sama-sama aktif dan mengoptimalkan komunitas belajar. Jangan pernah berhenti belajar, karena guru yang berhenti belajar sebaiknya berhenti mengajar,” ungkapnya.

X