GTK, Jakarta – Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS) menyelenggarakan Webinar Kesiapan dan Adaptasi Kepemimpinan dan Manajemen Sekolah Menyongsong “New Normal”. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril mengungkap yang menjadi landasan utama pembukaan kembali sekolah adalah keselamatan warga sekolah. Iwan pun mengungkap pengumuman resmi terkait hal tersebut rencananya akan diwartakan pada pekan ini.
“Dalam konteks Covid ini, kembali lagi yang paling penting adalah keselamatan, kesehatan, keamanan semua pemangku kepentingan, baik itu murid, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, orang tua, keluarga yang ada di rumah itu betul-betul menjadi perhatian kita bersama,” kata Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril, Selasa (9/6/2020).
Iwan mengungkap hikmah dari Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di antaranya terlatihnya sikap mental inovasi.
“Mau tidak mau, suka tidak suka, dengan Covid pada saat ini, kita dipaksa untuk mengadopsi sebuah cara baru, sebuah model baru dalam semua hal, baik pembelajaran maupun operasional sekolah,” tutur Iwan Syahril.
“Kita dibentuk sikap mental baru untuk bisa nyaman dengan ketidaknyamanan. Kita cenderungnya mencari apa yang sudah biasa, apa yang sudah nyaman. Namun inilah yang kita butuhkan sesuai dengan arahan Pak Presiden untuk menumbuhkan budaya inovasi. Dengan Covid ini mau tidak mau, sebenarnya menguatkan kita untuk mengadopsi budaya inovasi,” tambahnya.
Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril memandang pada saat pagebluk Covid-19, para pemimpin sekolah, guru, murid, orang tua, dipaksa untuk bergerak dalam ruang yang tidak nyaman. “Namun ini akan baik, kemudian muncul ide-ide baru, semangat-semangat baru, supaya pembelajaran itu bisa terjadi dengan cara yang berbeda,” ujarnya.
Iwan Syahril mengajak para insan pendidikan untuk menerapkan budaya inovasi dan terus belajar.
“Seperti halnya inovasi, ide-ide baru, bapak-ibu sudah sering mendengar misalnya seorang penemu Thomas Alva Edison menemukan bola lampu listrik itu baru di penemuan yang ke-1.000. Jadi tidak langsung di percobaan pertama, kedua, ketiga, langsung efektif, tapi terus berkali-kali harus kita lakukan continuous improvement, asesmen berkelanjutan, sampai menemukan cara yang paling efektif,” terang Dirjen GTK Kemendikbud.
“Jadi janganlah menyerah, teruslah melangkah. Inovasi ini kita butuhkan. Bersama-sama kita bergotong royong bagaimana supaya pembelajaran yang efektif dalam konteks new normal ini bisa terjadi dengan lebih baik dari yang kita perkirakan. Belajar itu penting, terus sisakan waktu untuk belajar. Komunitas belajar di sekolah ataupun berjejaring untuk terus belajar supaya kita semakin banyak mendapat ide yang bisa kemudian kita terapkan di sekolah-sekolah kita,” imbuh Iwan Syahril.