-
- Jangan stres
- Mencoba membagi kelas menjadi kelompok yang lebih kecil
- Mencoba Project-based Learning
- Alokasikan lebih banyak waktu bagi yang tertinggal
- Fokus kepada yang terpenting
- Sering “nyontek” antar guru
- Have fun
Pada artikel ini akan diulas mengenai tips kelima yakni fokus kepada yang terpenting.
“Tips kelima, Fokus kepada yang terpenting. Kalau kita mau mengerjakan semuanya, kejar tayang silabus saja, pasti akan suboptimal dan tidak akan efektif. Ini saatnya bereksperimentasi dengan alokasi waktu. Kenapa harus di semua mata pelajaran diberikan waktu yang sama pada metode online baru ini,” kata Mendikbud di Jakarta, Sabtu (2/5/2020).
Seperti diketahui salah satu indikator yang menjadi acuan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) adalah Programme for International Student Assessment (PISA). PISA sebagai metode penilaian internasional merupakan indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global. Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mencatat, peringkat nilai PISA Indonesia berdasarkan survei tahun 2018 adalah: Membaca (peringkat 72 dari 77 negara), Matematika (Peringkat 72 dari 78 negara), dan Sains (peringkat 70 dari 78 negara). Nilai PISA Indonesia juga cenderung stagnan dalam 10-15 tahun terakhir. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan penggantian Ujian Nasional menjadi Asesmen Kompetensi Minimum, yang nantinya akan berfokus pada literasi, numerasi, pendidikan karakter.
“Mungkinkah ini kesempatan untuk mengejar konsep-konsep mendasar yang tadinya tertinggal. Daripada kejar tayang semua topik. Mungkin ini kesempatan emas untuk menguatkan konsep-konsep fundamental yang mendasari kemampuan murid-murid untuk bisa sukses di mata pelajaran apa pun. Contohnya seperti literasi, numerasi, pendidikan karakter,” ungkap Mendikbud Nadiem Makarim.