.png){kind=logo}
Dr. Praptono, M.Ed (Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek), dalam sambutannya menyampaikan bahwa program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) tidak saja bertujuan untuk menghadirkan sosok penggerak perubahan sebagai seorang pendidik, tetapi sekaligus menyiapkan pemimpin-pemimpin sekolah yaitu kepala sekolah maupun pengawas sekolah.
“Kepemimpinan kepala sekolah tidak lagi berpusat pada persoalan administrasi dan manajerial semata, melainkan ditonjolkan sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang menjadi tempat solusi bagi persoalan pedagogik yang dialami guru-guru yang dipimpinnya. Begitu juga pengawas sekolah, tidak lagi menjadi sosok pengendali yang hanya disibukkan oleh pemenuhan standar minimal pendidikan, melainkan menjadi pendamping dan pembina bagi kepala sekolah dan guru dalam menerapkan Kurikulum Merdeka,” ujarnya.
Menguatkan pernyataan Praptono, Caridah, S.Pd., M.Pd, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kab. Brebes menyampaikan perihal dampak baik dari PGP bagi daerah yang dipimpinnya.
“Guru Penggerak mampu meningkatkan kualitas kepemimpinan sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah yang lulusan Guru Penggerak memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, serta inovasi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Ini sangat membantu Kabupaten Brebes dalam menciptakan budaya sekolah yang berdaya guna dan berdaya saing di lingkungan masyarakat,” ucapnya.
Pimpin Transformasi Pendidikan
Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan Kota Sorong, Wasuybba, turut menyatakan bahwa dampak pertama yang ia rasakan setelah mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak adalah perubahan pola pikir.
“Perubahan pola pikir seperti itu sangat dibutuhkan bagi guru-guru di sekolah-sekolah binaan saya. Sebab guru adalah ujung tombak perubahan di sekolahnya. Saya punya komitmen untuk menularkan virus-virus positif sehingga dapat menjadi daya lenting untuk guru maupun sekolah binaan saya,” ucapnya.
Itu sebabnya, bersama para pengawas sekolah dan komunitas Guru Penggerak angkatan 1 di Sorong, ia melakukan program 3S (Sisir, Susur, dan Sasar) yang bertujuan untuk menjangkau sekolah-sekolah di pulau-pulau yang ada di sekitar Sorong agar dapat memahami Implementasi Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar.
Selain itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Ende, Ignasius Ghele Radja, juga menyampaikan dampak yang besar ketika mengikuti program Guru Penggerak, yang kini membuatnya melihat murid bukan lagi sebagai sebagai sosok yang seragam melainkan memiliki keunikan masing-masing.
“Kami bukan hanya dilatih tentang ilmu pengetahuan tetapi juga tentang karakter seorang pemimpin pembelajaran, teknik mengelola emosi, pengambilan keputusan, pembelajaran yang berpihak pada murid, dan merancang program sekolah yang berdampak pada siswa dengan memanfaat aset-aset yang ada di sekolah,” tuturnya.
Sebagai guru penggerak yang sudah menjadi kepala sekolah, ia sangat mendukung regulasi yang memprioritaskan guru penggerak sebagai kepala sekolah sangat tepat sekali. “Karena saya yakin dan percaya, kualitas pendidikan akan meningkat bila dipimpin oleh seorang guru penggerak. Transformasi pendidikan akan terjadi,” ucapnya.
Program Pendidikan Guru Penggerak merupakan salah satu program prioritas Kemendikbudristek yang didukung oleh Permendikbudristek nomor 40 tahun 2021 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah dan Permendikbudristek No. 26 tahun 2022 tentang Pendidikan Guru Penggerak. Saat ini, Guru Penggerak yang lulus pendidikan di seluruh penjuru Indonesia sudah memasuki angkatan 5. Di antaranya, sudah ada 2.164 Guru Penggerak yang diangkat menjadi Kepala Sekolah dan 35 menjadi Pengawas Sekolah.
#MerdekaBelajar
#TransformasiPembelajaran
#DitjenGTK
