Merdeka Belajar

Crafting Inquiry Question, Pertanyaan Pemantik Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

GTK - Peserta didik, secara ilmu pengetahuan, sejak kecil sebenarnya sudah mempunyai rasa keingintahuan yang sangat tinggi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebenernya rasa keingintahuan tersebut timbul dengan sendirinya dalam diri setiap peserta didik.

Namun, seiring perkembangan yang terjadi kerap membuat keingintahuan peserta didik semakin berkurang. Dan ini cukup menyedihkan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Puti Hamid, Head of Curriculum Edukita, Webinar Seri Semarak Tahun Ajaran Baru: Menumbuhkan Nalar Kritis dan Kemampuan Kolaborasi Murid, Selasa (4/7).

Sebenarnya secara sains, anak-anak kita itu dari kecil sebenarnya sudah mempnyai rasa keingintahuan yang sangat tinggi. Itu sebenarnya adalah indikasi dari perkembangan bahwa mereka ingin tahu segala hal yang ada di sekitarnya. Timbul di dalam diri setiap anak,” ungkapnya.

“Namun, seiring dengan perkembangan, semakin bertambah umur, ketemu orang baru, teman-teman baru, semakin bertambah usia rasa keingintahuan mereka itu semakin berkurang. Ini adalah fakta yang cukup menyedihkan,” tambahnya.

Maka dari itu, dalam paparannya, Puti Hamid mengungkapkan bahwa rumus dalam menyusun pembelajaran inkuiri salah satunya adalah diperlukannya pertanyaan-pertanyaan pemantik guna meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik.

Pertanyaan-pertanyaan pemantik ini merupakan pertanyaan yang diajukan agar mengajak seseorang untuk berpikir serta mengembangkan ide-idenya. Adapun, ungkap Puti Ahmad, ada 3 (tiga) pertanyaan pemantik guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik, yaitu pertanyaan faktual, pertanyaan konseptual, dan pertanyaan perdebatan.

“Ada 3 pertanyaan yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Yang pertama adalah Pertanyaan Faktual. Pertanyaan ini lebih berpusat pada fakta atau pengetahuan, mengikat konten tertentu, bertujuan untuk mengukur ingatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Misalnya seperti apa saja teknik komunikasi? Apa permasalahan lingkungan yang sedang kita hadapi,” ungkap Puti.

“Yang kedua, Pertanyaan Konseptual, pertanyaan yang membedah sebuah konsep. Pertanyaan ini dapat memancing diskusi yang lebih dalam dan luas, ada ruang untuk komparasi, eksplorasi. Sebagai contoh Bagaimana pengaruh perbuatan manusia terhadap kelestarian lingkungan? Bagaimana kita bisa tahu apakah sebuah sumber berita adalah valid?,” tambahnya.

Dan yang terakhir, terang Puti, adalah Pertanyaan Perdebatan, dimana pertanyaan ini memberikan ruang untuk eksplorasi konsep dari berbagai perspektif.

X