GTK, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis; kreatif; mandiri; beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; bergotong royong; dan berkebinekaan global.
Pada pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Tahunan MPR, Jakarta, Jumat (14/8/2020), diungkap, “Sistem pendidikan nasional harus mengedepankan nilai-nilai Ketuhanan, yang berkarakter kuat dan berakhlak mulia, serta unggul dalam inovasi dan teknologi.”
“Ini adalah arahan Presiden mengenai SDM yang unggul,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pada Seminar Virtual Nasional Pekan Untuk Sahabat Karakter (PUSAKA), Kamis (10/12/2020).
SDM yang unggul merupakan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Mendikbud menjelaskan lebih lanjut bahwa upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila bukan hanya gerakan di sistem pendidikan, melainkan gerakan masyarakat.
“Profil Pelajar Pancasila harus menjadi kolaborasi antara orang tua, guru, murid, dan berbagai macam instansi di masyarakat untuk mencapai kesuksesan,” jelas Nadiem Makarim.
Banyak Tanya, Banyak Coba, Banyak Karya
Untuk mencapai Profil Pelajar Pancasila, Mendikbud menyatakan perlunya banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya.
“Bagi kita sehari-hari apa yang bisa kita lakukan untuk sistem pendidikan kita? Sebagai guru, sebagai orang tua, dan sebagai murid. Mungkin ada satu framework, ada satu kerangka perilaku yang akan sangat membantu,” ujar Nadiem.
“Untuk kita meningkatkan Profil Pelajar Pancasila, dalam sehari-hari kita harus melakukan tiga hal, kita harus banyak tanya, kita harus banyak coba, dan kita harus banyak karya,” tambahnya.
Nadiem mengungkap perlunya guru dan murid untuk memiliki semangat bertanya.
“Di sistem pendidikan kita, kita harus mendorong murid-murid untuk menanya. Kita harus mendorong guru-guru untuk menanya,” katanya.
Untuk banyak coba, hal tersebut menurut menteri termuda di Kabinet Indonesia Maju ini, terkait dengan keberanian mengambil risiko.
“Di dalam sistem pendidikan kita, kita harus memberikan kebebasan kepada murid-murid kita untuk mencoba hal-hal yang baru. Kebebasan dan kemerdekaan pada guru-guru kita untuk mencoba hal-hal yang baru,” tutur Mendikbud.
“Tanpa dia merasa takut, dia mengambil risiko. Jadi kemampuan mengambil risiko ini harus kita anjurkan. Kemampuan mengambil risiko ini sangat penting di masa depan, harus banyak mencoba, walaupun gagal, tidak apa-apa, karena dari kegagalan itu ada pembelajaran,” imbuhnya.
Nadiem pun menyerukan semangat berkarya sebagai sinyalemen bangsa produktif.
“Yang bukan hanya mendengarkan informasi, lalu dites, tapi mengerjakan hal-hal, menciptakan hal-hal, membuat portofolio. Inilah project based learning dan berbagai macam inisiatif yang akan kita lakukan perubahan di dalam sistem kita bertumpu pada ketiga prinsip dasar ini: banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya,” pungkas Mendikbud Nadiem Makarim.
Merdeka Belajar
Mengembangkan SDM Unggul Melalui Profil Pelajar Pancasila
- by Sekretariat GTK
- 10 Desember 2020
- 10159 Views