Dit. Guru PAUD Dikmas

Tiga Cara Belajar Akuntansi dengan Asyik

GTK, Pangkalpinang – Mata pelajaran akuntansi terkadang menjadi momok tersendiri bagi peserta didik. Maka bagi guru dan tenaga kependidikan mengemas akuntansi agar menjadi menyenangkan, penting adanya. Tips belajar akuntansi agar menyenangkan diungkap oleh Ni Kadek Desi Dwiyantari. Desi adalah  peserta Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 kategori Instruktur Kursus Teknisi Akuntansi.

“Yang pertama, jangan terlalu menghafal, harus memahami konsep. Kemudian jangan takut, karena akuntansi itu ilmu yang pintar. Dia bisa mengoreksi sendiri, kita bisa membandingkan kebenarannya. Yang ketiga, cintailah ilmu itu, jangan terlalu tegang dalam mempelajarinya,” kata Desi di Swiss-Belhotel Pangkalpinang, Selasa (25/6/2019).

Desi sebagai pengajar juga menyertakan sisi psikologis untuk “menyentuh” peserta didiknya.

“Awalnya di pikiran mereka akuntansi itu berat, dosennya pasti killer. Ketika mereka belajar dengan saya gimana saya menempatkan mereka sebagai teman. Jadi lebih menyenangkan, mereka bisa bercanda dengan saya,” tutur instruktur teknisi akuntansi LKP Alfa Prima Denpasar.

Wakil dari Provinsi Bali di ajang Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 ini menekankan perlunya kolaborasi peserta didik, pendidik, dan sumber pembelajaran.

“Saya menggunakan strategi student centred learning. Itu adalah strategi pembelajaran dimana siswa dan pendidik berkolaborasi untuk membentuk suasana pembelajaran yang menyenangkan. Jadi tidak ada pendidik yang menggurui. Jadi kita sama-sama belajar, kadang kala siswa itu mendapatkan informasi dari berbagai macam hal dan juga dari pengalaman pekerjaan misalnya. Kita tidak boleh mengatakan itu salah. Kita harus menerima perkembangan yang ada,” ungkap Desi yang juga menjabat sebagai kepala subbagian akunting LKP Alfa Prima Denpasar.

Desi juga membuka diri terhadap inovasi dan perkembangan teknologi untuk terus memperbaiki proses pembelajaran.

“Dalam proses pembelajaran, kami memanfaatkan teknologi. Contohnya mengerjakan analisa dengan menggunakan excel. Dalam hal ini saya sudah menggunakan sebenarnya. Tapi peserta didik belum menggunakan karena fasilitas kurang menndukung. Jadi saya berikan jawaban berupa microsoft excel. Nanti di sana ada clue-clue, mereka nanti bisa mempelajarinya di rumah. Jika ada pertanyaan, mereka akan menanyakan langsung di luar jam pelajaran. Selain itu memanfaatkan teknologi, jangan sampai mereka menjadi gaptek. Kami mengirim tugas itu seperti email. Rencananya kami akan mengembangkan google form untuk pelatihan dan soal kuis,” terang Ni Kadek Desi Dwiyantari.

X