Organisasi Penggerak

Mitra Program Organisasi Penggerak Siap bersama Kemendikbudristek Memajukan Pendidikan Indonesia

GTK - Program Organisasi Penggerak (POP) telah memasuki babak baru dalam usaha kerja sama meningkatkan kualitas pendidikan yaitu proses penandatanganan nota kesepahaman antara Kemendikbudristek dalam hal ini diwakili Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) dan pimpinan mitra POP.

Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan GTK, Kemendikbudristek, Praptono, mengatakan, dokumen yang telah ditandatangani mitra POP, selanjutnya dikirimkan kembali kepada pihak Ditjen GTK untuk kemudian masuk ke tahap penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Dokumen PKS disusun berdasarkan Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) perubahan yang disepakati oleh kedua belah pihak.

“Setelah penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama antara Ditjen GTK dan para mitra POP, maka pencairan anggaran dapat dilakukan dan para mitra POP dapat mengimplementasikan program pelatihan dan pendampingannya kepada guru dan tenaga kependidikan di daerah sasaran masing-masing,” ujar Praptono saat bertemu dengan organisasi masyarakat, Jumat (20/8/2021).

Penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama ini merupakan bentuk komitmen dan kesiapan Kemendikbudristek dan organisasi masyarakat atau mitra untuk melaksanakan POP. Terbitnya nota kesepahaman, kata Praptono, dilakukan setelah penyesuaian RAB dan penyesuaian implementasi program dari sebelumnya tatap muka (luring) menjadi daring. Selain itu, penyusunan dokumen tersebut juga mempertimbangkan Surat Edaran Mendikbudristek Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar Belajar Dari Rumah (BDR) dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), dan permohonan Kementerian Keuangan untuk merevisi dan memprioritaskan anggaran pada penanganan pandemi.

“Dalam menyesuaikan adanya refocusing anggaran untuk penanganan pandemi, Ditjen GTK telah melakukan reviu atas RAB mitra POP yang telah disepakati sebelumnya oleh kedua pihak. Reviu tersebut memperhitungkan perubahan metode pelatihan dari luring (tatap muka) menjadi daring (online),” kata Praptono

Komitmen Mitra Program Organisasi Penggerak untuk Memajukan Pendidikan Indonesia

Asep Ihsanudin, Kepala Sekolah Guru Indonesia, Dompet Dhuafa, menyampaikan kesiapan menjalankan Program Organisasi Penggerak kepada 600 guru  di 100 sekolah di 11 kabupaten  dengan penyesuaian desain program masa pandemi. Dikatakan Asep, setelah semua proses MoU dan PKS selesai, pihaknya akan segera mengundang para fasilitator pendidikan di setiap daerah untuk melaksanakan program. “Dengan program yang kami siapkan, yakni peningkatan karakter dan kompetensi guru melalui kurikulum kepemimpinan guru, kami berharap bisa memperluas dampak pelatihan kami dengan dukungan Kemendikbudristek melalui POP,” ujar Asep.

Senada dengan Asep, Juli Indawati mewakili Yayasan Ivy Bhakti Pertiwi mengatakan bahwa siap mengabdi bersama POP. Ia menyebut, terdapat 160 guru sasaran pada 20 sekolah di 4 kabupaten yang akan dilatih. “Ini adalah awal yang baik. Niat baik POP yang begitu bersemangat akhirnya terjadi. Target yang harus kami penuhi, batasan untuk ditaklukkan, tetapi kami juga memiliki jiwa dan semangat yang hebat yang percaya dalam bekerja sama dan mewujudkan peningkatan kompetensi guru demi anak anak Indonesia,” tuturnya.

Semangat dalam melaksanakan POP juga disampaikan oleh Nasional Program Manager POP Wahana Visi Indonesia, Hotmianida Panjaitan. Ia mengatakan, kolaborasi Kemendikbudristek dengan mitra melalui Program Organisasi Penggerak menjadi penambah semangat bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. “Pengalaman kami dalam mendampingi masyarakat di akar rumput dapat segera direplikasi dan diperluas jangkauannya guna mempercepat proses peningkatan pendidikan itu sendiri,” ujar Mian.

Mian mengatakan, walaupun harus menyesuaikan dengan masa pandemi Covid-19, ia percaya dengan kolaborasi multipihak, percepatan peningkatan mutu pendidikan di wilayah 3T dapat diraih bersama. “Demi visi kita bersama untuk mencerdaskan semua anak bangsa sang pemilik masa depan negara kita,” ujarnya.

Wahana Visi Indonesia (WVI) sebagai salah satu mitra POP juga menyatakan kesiapan mendukung program ini. WVI akan menjangkau 245 sekolah dasar di wilayah 3T di 3 provinsi, yaitu NTT, Kalimantan Barat dan Papua. Implementasi program akan dilakukan lewat kerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat, para guru, orang tua, serta masyarakat. WVI akan melakukan program yang berfokus pada peningkatan kemampuan guru dan meningkatkan kemampuan anak membaca secara komprehensif.

X