Guru Penggerak

Guru Penggerak Merupakan Ujung Tombak Perubahan di Sektor Pendidikan

GTK – Dalam kunjungannya ke Nusa Tenggara Barat (NTB), Menteri  Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menemui para calon Guru Penggerak secara daring dan luring. Bertempat di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTB, Nadiem menekankan pentingnya peran guru penggerak sebagai ujung tombak pemimpin perubahan di dunia pendidikan.

“Yang bisa melakukan (kemajuan di dunia pendidikan) bukan saya, tapi para Guru Penggerak. Tugas saya adalah mencari pemimpin yang berani mengutamakan siswa. Sebab, selama alasannya adalah demi kebaikan siswa, maka tidak ada yang salah,” tegasnya dalam dialog bersama calon Guru Penggerak di halaman kantor LPMP NTB, Rabu (6/10/2021).

“Kalau kita tidak bisa mengubah pola pikir para pemimpin di sekolah, maka akan sulit tercipta inovasi menuju perubahan dunia pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu, dibutuhkan keberanian dan ketahanan mental Guru Penggerak dalam melakukan perubahan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Menteri Nadiem mengungkapkan antusiasmenya untuk berdialog dengan Guru Penggerak karena ia selalu menemukan inspirasi dan semangat baru di balik kisah mereka. “Guru Penggerak yang saya temui selalu punya semangat dan jiwa perjuangan yang luar biasa, itulah yang memotivasi kami,” katanya.

Gubernur NTB Zulkieflimansyah, mengatakan Guru Penggerak adalah cerminan sosok pemimpin masa depan di satuan pendidikan. Ia berharap dengan adanya Guru Penggerak menjadi langkah awal bagi seluruh lapisan bersinergi menggerakkan perubahan di sektor pendidikan di seluruh Indonesia. “Kepala sekolah berikutnya harus berasal dari Guru Penggerak,” ucapnya optimistis.

Hadir mendampingi Mendikbudristek, yakni Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, (Dirjen GTK), Kemendikbudristek, Iwan Syahril yang turut memotivasi para calon Guru Penggerak. Ia mengatakan bahwa setiap proses perjuangan adalah langkah menuju kondisi yang lebih baik.

Perwakilan pengajar praktik asal Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Ni Ketut Mayoni mengaku sangat bersyukur dapat terlibat dalam Program Guru Penggerak. Menurutnya, program ini yang ia dan banyak guru inginkan selama ini, di mana guru diberi keleluasaan untuk berbuat lebih banyak bagi anak didik, tanpa dibebani dengan administrasi yang menumpuk. “Kami siap menggerakkan, mengajak teman-teman guru untuk berbuat lebih baik bagi bangsa,” katanya antusias.

Sementara itu, pengajar praktik lainnya asal Desa Gili Gede, NTB, Putu Sudarma, yang hadir dalam diskusi secara luring mengutarakan pengalamannya menemukan banyak hal baru sesuai kompetensinya yang harus ia miliki. “Banyak ilmu yang saya temukan saat lokakarya yang (output) utamanya adalah fokus kepada peningkatan kemampuan peserta didik,” ucap Putu.

Pada kesempatan ini, ia berharap ke depan, akses dan sarana pendidikan disediakan lebih memadai agar proses pembelajaran berlangsung lebih optimal.

Mendikburistek juga menyoroti pentingnya sinergi antar pemangku kebijakan untuk menentukan keberhasilan lahirnya pemimpin di satuan pendidikan yang berasal dari Guru Penggerak. “Jangan sampai program ini berhenti meski saya tidak lagi menjabat sebagai Menteri. Sebab, manfaat dari program ini akan dirasakan beberapa tahun ke depan,” tekannya.

Nadiem meyakini, jika nantinya sekolah di Indonesia sudah memiliki 20 persen pemimpin pergerakan dari Guru Penggerak, maka itu adalah pondasi yang cukup kokoh untuk mengakselerasi kemajuan pendidikan di Indonesia. 

Menyambut pernyataan tersebut, Gubernur NTB berharap, “Mudah-mudahan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah akan terus mendukung perjuangan Guru Penggerak demi masa depan Indonesia yang semakin baik.”

X