GTK, Jakarta – Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional diselenggarakan mulai tanggal 13 s.d. 19 Agustus 2019 di 4 lokasi berbeda di Jakarta. Total terdapat 695 peserta perwakilan dari 34 provinsi dengan 28 jenis kategori lomba. Dalam kesempatan pembukaan event tersebut, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Supriano mengawali arahannya dengan menyapa Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Muhammad Qudrat Wisnu Aji, Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Sri Renani Pantjastuti; Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Abdoellah; Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Praptono; Direktur Pembinaan Tenaga Kependidikan, Santi Ambarukmi, serta para pejabat eselon II, III, IV di lingkungan Kemdikbud.
Di hadapan para guru dan tenaga kependidikan berprestasi dan berdedikasi tersebut, Supriano berharap persamuhan ini dapat bermuara pada sdm unggul, Indonesia maju.
“Mudah-mudahan pertemuan kita membawa suatu perubahan. Seperti apa yang diniatkan oleh pemerintah bahwa ke depan ini kita harus mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Tentunya peran kita ini ke depan sangat-sangat diperlukan karena kita ada di garda depan. Kita menghadapi hampir 55 juta peserta didik. Masa depan Indonesia di tangan kita. Mudah-mudahan pertemuan kita ini mendapatkan rida dari Allah SWT,” kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Supriano saat pembukaan Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 di Mercure Convention Centre Ancol, Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Dalam kesempatan tersebut Supriano menekankan pentingnya 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity) untuk menghadapi abad 21.
“Ini memang kegiatan yang kita rutin lakukan. Ini sebagai titik awal guru dan tenaga kependidikan ke depan harus banyak melakukan perubahan, harus banyak melakukan inovasi, harus banyak melakukan kreativitas. Kita dituntut abad 21 ini orang yang bisa bersaing nanti ke depan, menghadapi abad 21, revolusi industri 4.0 tentunya ada beberapa hal,” pesan Supriano.
“Yang pertama bagaimana menghasilkan anak-anak ke depan ini agar berpikir kritis. Artinya bukan hanya menyampaikan sesuatu, mengungkapkan sesuatu, tetapi mereka mempunyai rasional dan terbuka. Sekarang ini dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, begitu cepatnya. Bahkan anak-anak lebih cepat mendapatkan informasi dari para guru dan tenaga kependidikan. Karena dunia tanpa batas sekarang. Dulu ada istilah dunia bulat, tapi sekarang dunia ini flat, dunia ini rata. Semuanya ada di genggaman kita. Tentunya ini yang pertama harus kita ciptakan,” tambah Supriano.
Kemudian Dirjen GTK Kemdikbud, Supriano menyoal pentingnya membangun komunikasi yang baik dalam proses pembelajaran.
“Yang kedua, nanti anak-anak bisa bersaing di abad 21 kalau mereka memiliki kompetensi komunikasi yang baik. Karena ada indikasi dengan perkembangan teknologi sekarang, mereka akan pintar, pandai berkomunikasi melalui gadget, Facebook, Instagram, dan sebagainya. Tetapi ketika berhadapan face to face, berhadapan dengan sesama dia mengalami kesulitan. Karena dia bisa berkomunikasi di dalam dunia maya. Inilah yang harus kita bangun dalam proses pembelajaran. Bagaimana komunikasi bisa terbentuk dalam proses pembelajaran,” urai pria berkacamata ini.
Supriano pun mengutarakan pentingnya membangun jejaring di abad 21.
“Yang berikutnya, kerja sama. Kita sudah lihat perkembangan teknologi. Orang bisa hidup tanpa melibatkan orang banyak. Orang bisa hidup tanpa bantuan orang banyak. Semua bisa dilakukan sendirian. Bahkan apa pun yang sekarang kita inginkan, semuanya ada di smart handphone. Ini nanti kerja sama akan bergeser. Tetapi orang yang bisa bersaing di abad 21 adalah orang yang bisa membangun kerja sama dan networking. Kalau mereka tidak punya networking, tidak bisa kerja sama, kita nanti akan sulit untuk bersaing. Ini yang harus kita biasakan dalam proses pembelajaran. Apalagi guru dan tenaga kependidikan sangat mempengaruhi dalam proses ini,” tutur Dirjen GTK Kemdikbud, Supriano.
Hal selanjutnya adalah kreativitas yang melengkapi bekal untuk bersaing di abad 21 yang sarat dengan disrupsi.
“Yang berikutnya, anak-anak yang bisa bersaing di abad 21 adalah anak-anak yang memiliki inovasi dan kreativitas. Kalau dulu inovasi, kreativitas milik orang dewasa, orang tua, tetapi kalau sekarang justru inovasi dan kreativitas timbul dari anak-anak muda, di sinilah kalau kita tidak imbangi, tidak kita tuntun anak-anak kita untuk menciptakan kreativitas, mereka akan sulit menghadapi perkembangan. Mereka akan sulit untuk bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. 4 hal inilah yang harus terjadi diulang-ulang dalam proses pembelajaran,” jelas Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud, Supriano merinci pentingnya 4C (Critical Thinking, Communication, Collaboration, Creativity) sebagai bekal mengarungi abad 21.