Merdeka Belajar

Mengembangkan Bahan Ajar Kontekstual

GTK - Dalam mengembangkan bahan ajar yang kontekstual yang berpusat pada murid tentu diperlukan proses yang baik. Fiktor Piawai Super Teacher Quipper membagikan prosesnya dalam Webinar Seri Semarak Tahun Ajaran Baru: Mengembangkan Bahan Ajar yang Berpusat pada Murid, Selasa (4/7).

Ia mengungkapkan bahwa proses yang dilalui, para guru tentunya sudah sangat akrab dengan tahapan-tahapannya.

Tahapan yang pertama, ungkapnya, adalah bagaimana memahami Capaian Pembelajaran.

“Tahap pertama yaitu pahami capaian pembelajaran. Di sini kita tentukan dulu tujuan pembelajarannya. Di dalamnya harus terdapat kompetensi, konten, dan juga variasi,” ucapnya.

Langkah berikutnya adalah riset, menurutnya, riset yang dilakukan mengenai fenomena apa yang sedang hangat yang bisa dijadikan bahan ajar.

“Kemudian riset, apa yang bisa dijadikan bahan, bisa fenomena-fenomena yang sedang terjadi dengan membaca literatur ataupun berita-berita baik internet maupun televisi dan lain sebagainya. Dan jangan lupa bentuk kolaborasi, karena ini akan memudahkan pekerjaan kita, kolaborasi contohnya misalkan dengan video editor dan lain sebagainya,” ungkapnya.

“Setelahnya, membuat rumusan bahan ajar kontekstual tersebut dan tentukan materi esensial yang sesuai dengan konteks,” tambahnya.

Pada tahapan terakhir, produksi, dimana pada tahap ini adalah proses penentuan jenis dan bentuk bahan ajar serta produksi bahan ajar sesuai dengan perencanaan yang sudah dimatangkan.

Fiktor juga membagikan tips bagaimana membuat bahan ajar kontekstual. Ia menamakan tipsnya dengan istilah ORMas siAp.

ORMas siAp adalah Objek, Relevansi, Masalah, interakSI, dan Aplikasi. Bahan ajar kontekstual itu adalah Objeknya. Lalu kemudian Relevansi, materi yang kita buat harus ada relevansinya dengan murid, misalkan membuat pertanyaan-pertanyaan memantik supaya mereka bisa memaknai.

“Masalah, ada masalah yang disajikan, lalu interakSI, pastikan dari bahan ajar ang kita buat memungkinkan terjadinya interaksi dengan murid misalnya diskusi kelompok dan lain sebagainya. Dan terakhir Aplikasi, pastikan bahan ajar yang kita buat untuk diaplikasikan oleh anak,” tutupnya.

X