Guru Penggerak

Semangat Pemerintah Kabupaten Wonogiri Dorong Lahirnya Kepala Sekolah dari Guru Penggerak

GTK - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, mengatakan bahwa Guru Penggerak merupakan motor dari proses transformasi pendidikan dan salah satu kunci keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka.

Menyadari hal itu, Pemerintah Kabupaten Wonogiri melalui Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Sriyanto, menyampaikan pihaknya akan terus memajukan pendidikan dan kebudayaan dengan mendorong peningkatan jumlah Guru Penggerak.

Ia menjelaskan bahwa program Guru Penggerak di Wonogiri sudah berjalan baik. “Saat ini kami sudah mempunyai 376 Guru Penggerak. Guru penggerak ini akan mengimbaskan ilmunya kepada guru lainnya untuk memberikan semangat proses pembelajaran kurikulum merdeka berhasil,“ jelas Sriyanto pada Kamis (7/12).

Sriyanto mengatakan, dukungan Balai Guru Penggerak (BGP) dan Balai Besar Mutu Pendidikan (BBMP) dalam mengawal Kurikulum Merdeka kepada Guru di Kabupaten Wonogiri telah memberikan kemudahan dalam mengimplementasi Kurikulum Merdeka. “Kami bersyukur ketika program ini ada dan pemerintah peduli saat dimulainya Kurikulum Merdeka untuk terus mengawal dan membimbing kami,” ucapnya.

Diakui Sriyanto, jumlah Guru ASN di Wonogiri saat ini mencapai 8.000 dengan target empat tahun ke depan guru ASN di wonogiri sudah mengikuti Program Guru Penggerak sebanyak 2.000 guru. Rencana ini sebagai percepatan transformasi pendidikan di Wonogiri.

Sriyanto menjelaskan, untuk pencapaian target tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri akan berjuang keras bersama pemerintah Pusat dan Daerah. Di antaranya dalam pengalokasian anggaran APBD untuk mendukung Program Guru Penggerak, berkolaborasi dengan Balai Besar Mutu Pendidikan dan Balai Guru Penggerak agar memberikan kekhususan jumlah guru untuk dapat mengikuti program guru penggerak di Kabupaten Wonogiri sesuai rencana Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, dan membuka atau memberikan peluang menjadi Kepala Sekolah bagi Guru Penggerak yang sudah lulus dan memenuhi persyaratan.

“Kami akan terus memberikan pendampingan dan pelatihan kepada guru yang akan mengikuti Program Guru Penggerak,” ucapnya.

Merujuk karakteristik wilayah Kabupaten Wonogiri, menurutnya penempatan kepala sekolah yang berasal dari Guru Penggerak sebaiknya masih berada di sekolah yang sama. “Sebab, penempatan Guru Penggerak yang merata menjadikan pendampingan kepada peserta didik lebih optimal,” tambahnya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu wilayah yang berhasil menerapkan program guru penggerak. Menurut data Ditjen GTK Kemendikbudristek, dari total 351 guru penggerak, 88 orang di antaranya berhasil menjadi kepala sekolah.

Sejalan dengan semboyan Kabupaten Wonogiri “Go Nyawiji Sesarengan Mbangun Wonogiri“ yaitu bangun wonogiri manunggal, tergerak, bergerak bersama dalam rangka membimbing dan menggerakkan seluruh elemen pembelajaran dan memupuk terbentuknya karakter praktek Pelajar Pancasila menuju generasi emas 2024; pemerintah kabupaten terus berupaya mewujudkan masyarakat wonogiri yang maju, mandiri, dan sejahtera.

Oleh karena itu, disamping memaksimalkan pengangkatan Guru Penggerak menjadi Kepala Sekolah, pihaknya juga senantiasa memprioritaskan anggaran pendidikan di wilayahnya. “Sebesar 39,12 persen anggaran pendidikan di Wonogiri diperuntukan publik untuk pendidikan gratis, seragam gratis, dan beasiswa gratis,” pungkas Sriyanto.

X