Merdeka Belajar

Upaya Mengakselerasi Pemerataan Pendidikan di Indonesia

GTK, Jakarta – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril ikut ambil bagian pada “Tanya Jawab Pendidikan Indonesia dan Guru Favorit – Pensi Online 2020”. Dalam kesempatan tersebut timbul pertanyaan tentang pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia serta peran pemerintah.

“Tantangan kita bukan hanya peningkatan kualitas tapi bagaimana bisa melakukan distribusi kualitas secara lebih merata. Pada saat ini memang banyak terobosan yang telah dilakukan, tapi tentunya yang utama kuncinya adalah kolaborasi dengan pemerintah setempat. Jadi itu kerjanya bareng-bareng,” kata Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Syahril, Jakarta, Minggu (2/8/2020).

Kepemimpinan pendidikan adalah salah satu cara untuk mengakselerasi pemerataan pendidikan di Indonesia.

“Lalu kemudian kalau strateginya sudah jelas bareng-bareng, lalu kemudian apa yang bisa dilakukan? Yang pertama, menguatkan kepemimpinan pendidikannya. Kepemimpinan pendidikan ini menurut saya adalah hal yang penting dalam bagaimana meningkatkan kualitas distribusi yang lebih merata,” jelas Iwan Syahril.

“Karena kalau hanya fokus kepada peningkatan kualitas guru, tapi kepemimpinannya tidak kita bentuk dengan baik, itu kita akan susah. Karena sekolah di mana pun di Indonesia pemimpin itu penting,” tambahnya.

Iwan Syahril percaya kalau pemimpin di sekolah sudah bisa memahami bagaimana mengajar dengan baik dan kemudian bisa menjadi teladan, contoh, mentor, coach buat guru-guru yang lain maka itu dapat mempercepat peningkatan kualitas guru dan tenaga kependidikan di daerah-daerah yang tertinggal

Dirjen GTK Kemendikbud mendedahkan adopsi teknologi dalam menciptakan inovasi pembelajaran yang bermuara pada pemerataan kualitas pendidikan.

“Yang kita pikirkan saat ini adalah bagaimana teknologi bisa menjadi solusi yang mendobrak. Mendobrak akses yang tadinya susah. Mendobrak sebuah tantangan yang tadinya sulit untuk dilakukan tapi bisa ditembus dengan teknologi,” terang Iwan.

“Tapi teknologi bisa memudahkan misalnya bagaimana akses terhadap konten-konten yang tadinya susah, harus dijemput secara fisik, itu sekarang bisa dilakukan dengan teknologi. Seperti kayak sekarang webinar. Webinar ini bentuk latihan guru pun sekarang bisa dengan melakukan webinar tanpa perlu memikirkan harus naik pesawat dari Maluku Utara ke Jakarta. Ini terjadi dengan sangat cepat, luar biasa seringnya,” sambungnya.

Adopsi teknologi yang luar biasa membentuk sebuah pola belajar baru dan harapan meski susahnya akses ke sebuah tempat tapi dapat disediakan konten-konten terbaik dan didukung oleh guru-guru yang sudah dilatih dengan baik. “Jadi nanti yang kita bayangkan segampang kayak di aplikasi apapun yang ada, teman-teman bisa mengeksplorasi banyak hal dengan sangat mudah, gampang banget mau akses konten apa aja ada dan bayangkan ini ada di seluruh Indonesia. Semua materi yang keren-keren itu pada ekosistem aplikasi yang bisa diakses oleh siapa saja,” jelas Iwan Syahril.

Kemendikbud pun sedang memperjuangkan semua sekolah di Indonesia bisa mendapatkan akses internet dengan baik. “Dengan demikian daerah-daerah yang sulit dijangkau secara fisik, logistik, itu bisa dibantu. Mudah-mudahan bisa lebih cepat ya berkembangnya dari sebelumnya,” ungkap Dirjen GTK Kemendikbud Iwan Syahril.

X