Dit. Guru PAUD Dikmas

Pentingnya PAUD dan Pilosofi Ki Hajar Dewantara

HGN, Jakarta - Staf Khusus Mendikbud, Iwan Syahril mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem saat menghadiri Seminar Internasional yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Direktorat Pembinaan PAUD dan Pendidikan Masyarakat. Dia mewakili Mendikbud mengatakan, Mas Menteri (sapaan Nadiem di Kemendikbud) sangat memandang penting sekali untuk pendidikan anak usia dini, karena PAUD merupakan pondasi untuk pendidikan tahap-tahap selanjutnya. Untuk itu, Iwan mengatakan, seluruh pemangku kebijakan dan semua guru harus sama-sama menguatkan PAUD di Indonesia.

“Kita tahu pada saat ini sangat jauh dari kondisi ideal dan banyak sekali yang harus kita perbaiki bersama-sama. Untuk itu, mari kita terus belajar dan meningkatkan kompetensi guru, khususnya guru PAUD agar mampu menjawab tantangan kedepan,” tuturnya.

Iwan merupakan salah satu speaker dalam seminar tersebut. Dia menerangkan tentang pilosofi Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara kepada seluruh peserta seminar, termasuk para speaker dari luar negeri. Bukanlah hal-hal yang sering diselebrasikan, namun Iwan lebih memperkenalkan Pilosofi Ki Hajar Dewantara secara substansi, dimana teori-teori yang memang jarang diketahui publik.

“Beberapa hal yang tidak diketahui sebelumnya tentang Bapak Pendidikan kita karena sering hidup secara selebrasi tapi tidak mengenal secara subtansi. Kenapa Ki Hajar itu dianggap orang besar dan menjadi bapak pendidikan indonesia,” bukanya dalam seminar tersebut.

Tidak perlu waktu lama, Iwan langsung memberikan Quote yang pernah diucapkan oleh Ki Hajar Dewantara di tengah-tengah seminar tersebut. Quote yang dihadirkannya tersebut merupakan representasi dari konteks Revolusi Industri 4.0 yang tengah di siapkan, namun Ki Hajar telah memikirkannya sejak lama.

“Quote ini sangat pas dengan konteks Revolusi Industri 4.0 saat ini,” katanya.

Begini bunyi quote Ki Hajar Dewantara yang dihadirkan Iwan

“Kita saat ini hidup dalam masa transisi, disekitar kita perubahan sedang terjadi, pada saat ini disini hilangnya budaya-budaya lama membuat kita sedih, tapi pada sisi yang lain, hal-hal baru, renovasi itu membawa kegembiraan, harapan. Kadang-kadang kita menempatkan diri untuk tidak mau mengubah adat sesuatu yang sudah jadi kebiasaan. Tapi pada saat lain kita ingin untuk bergerak menjauhi dari budaya-budaya yang sudah tidak relevan lagi. Cepat atau lambat kita akan menyadari bahwa tidak ada lagi gunanya melawan hal yang tidak dapat dielakkan dalam hal ini perubahan. Karena sesuatu itu ada terjadi pada masanya. Lalu kemudian yang akan terjadi kita akan berkonsiliasi damai dengan hal yang tidak dapat dihindari tersebut karena kita menyadari bahwa yang terjadi tersebut bukanlah seusatu yang kita pilih tetapi adalah kebutuhan kita”.

Iwan mengatakan, quote tersebut dilontarkan oleh Ki Hajar pada tulisannya di tahun 1935, 80 tahun yang lalu. Dan menurut Iwan, saat ini Indonesia berada di periode yang disebutkan oleh Bapak Pendidikan tersebut.

“Terjadi distrubsi dalam banyak hal dalam kehidupan kita harena kemajuan Iptek. Pilosofi ki Hajar  Dewantara adalah esensi perubahan. Ki hajar itu adalah orang yang sangat dinamis, sangat progresif dan percaya perubahan adalah hal yang terjadi terus menerus,” tuturnya.

X