Merdeka Belajar

Pendidikan Indonesia Dapat Pulih Lebih Cepat dan Bangkit Lebih Kuat dengan Dukungan Teknologi

GTK – Proses pembelajaran di era pandemi memaksa tenaga pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk beralih menggunakan teknologi. Saat ini, dalam pemulihan pembelajaran pascapandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menggunakan teknologi sebagai upaya memulihkan pendidikan lebih cepat dan bangkit lebih kuat, bahkan diharapkan dapat membuat lompatan kemajuan.

“Terobosan teknologi telah kita lakukan di berbagai bidang mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan tinggi, hingga vokasi. Kita bergerak bagaimana teknologi bisa menjadi solusi untuk akses kualitas,  pemerataan, dan lompatan kemajuan pendidikan di seluruh Indonesia,” disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Iwan Syahril dalam acara puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-27 yang digelar secara hibrida (daring dan luring) di kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Rabu (10/8/2022).

Sebelumnya, perubahan teknologi dalam pembelajaran sulit diterima. Akan tetapi, menurut Iwan, dengan ketangguhan tenaga pendidik Indonesia yang bergerak melibatkan hati untuk berpartisipasi maka penggunaan teknologi dapat diterima.

“Kalau dulu guru-guru sangat sulit mendapatkan pelatihan-pelatihan karena batasan jarak dan biaya. Sekarang dengan teknologi para guru bergerak mengakselerasi transformasi pendidikan melalui teknologi pada platform Merdeka Mengajar. Ini jauh efisien biaya dan lebih simpel karena guru hanya membuka aplikasi di gawainya untuk mendapatkan modul-modul program prioritas Kemendikbudristek,” imbuh Iwan.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Kiki Yuliati mengajak para kepala sekolah untuk membuat Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK). “Kami menantang kepala sekolah untuk memanfaatkan teknologi sehingga mereka juga akan mengajak sekolah lainnya untuk bergerak menggunakan dan mengembangkan teknologi,” ujarnya.

Sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia telah terjadi kekhawatiran akan perubahan teknologi yang kemajuannya sangat cepat. Namun demikian, dengan adanya pandemi justru membuat segenap elemen pendidikan bergerak bersama untuk memanfaatkan teknologi. “Kami bersyukur dengan perubahan cara pandang, cara berpikir, dan cara kerja yang menggunakan teknologi. Kami harap transformasi ini tidak akan balik lagi ke belakang, dan teknologi semakin memperkuat ekosistem pendidikan,” harap Dirjen Kiki.

Dengan demikian, Dirjen Diksi berharap penguatan ekosistem pendidikan melalui teknologi dapat melahirkan pemimpin-pemimpin hebat di Indonesia. “Semoga segala kekhawatiran kita tadi bisa dihilangkan dan akan membentuk pemimpin yang hebat untuk menjaga bangsa kita ini,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Plt. Dirjen Diktiristek) Nizam menyampaikan teknologi sebagai enabler, empower, dan transformers pendidikan. “Teknologi sebagai enabler memungkinkan kita melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak terbayang, kemudian empower yaitu teknologi bisa memberdayakan guru yang semula tidak punya power pembelajaran menjadi punya sumber belajar yang bagus. Sedangkan transformers, teknologi mentransformasikan anak-anak kita, guru-guru, dan dosen untuk menuju masa depan melalui teknologi,” tutur Nizam.

Lebih lanjut Nizam mengajak masyarakat, khususnya pelaku pendidikan agar menjadi bagian dari penciptaan teknologi. “Kita harus menjadi bagian dari pencipta teknologi, dan ini sedang kami dorong secara serius. Kami melihat energi kreatif luar biasa yang telah dilakukan teman-teman di universitas yang berkolaborasi bersama politeknik maupun industri,” ujar Nizam.

Peran teknologi sebagai enabler, empower, dan transformer pendidikan membuat Indonesia kembali pulih dan bangkit lebih cepat. “Kita harus lebih kuat lagi, energi yang bangkit selama pandemi harus kita perkuat lagi ke depan sehingga Indonesia akan berlari kencang melompat ke masa depan sebagai negara maju, negara sejahtera bagi semuanya,” harap Nizam.

Menutup diskusi, Iwan Syahril mengajak pelaku pendidikan agar berkolaborasi dan gotong royong dalam memberdayakan teknologi. “Teknologi bisa menjadi solusi untuk memudahkan administrasi sehingga saat di sekolah guru bisa lebih fokus pada pembelajaran siswa, bisa meningkatkan kompetensi para guru melalui platform Merdeka Mengajar, serta bisa memberi masukan strategis untuk perbaikan yang berkelanjutan,” jelasnya.

Pada momentum Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke-27, Kemendikbudristek mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bergabung dalam gerakan transformasi pendidikan nasional melalui Merdeka Belajar. Unduh Lembar Fakta mengenai Ekosistem Teknologi Kemendikbudristek di teknologi.kemdikbud.go.id.

X