Sekolah Penggerak

Memperkuat Kompetensi Ekosistem Sekolah Penggerak, Kemendikbudristek Gelar Lokakarya “Nol”

GTK – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA), hari Senin (25/10/2021) secara serentak resmi menggelar Lokakarya “Nol” Program Sekolah Penggerak Angkatan I. Untuk wilayah Jakarta, terpilih Kota Administratif Jakarta Timur sebagai tempat pelaksanaan peresmian lokakarya, secara luring dengan protokol kesehatan yang ketat.

Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Ditjen GTK, Praptono, menyampaikan filosofi dari Sekolah Penggerak adalah mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan. Ia menuturkan, saat ini kerap masih terjadi kekerasan, intoleransi, ataupun hal negatif lainnya di sekolah yang mengganggu kesuksesan pencapaian hasil belajar anak secara maksimal. “Sehingga dibutuhkan seorang figur yang mampu memberikan pendampingan peserta didik dalam mengatasi isu tersebut,” jelas Praptono ketika membuka lokakarya secara resmi.

Praptono menambahkan, Kemendikbudristek dalam hal ini melalui program Sekolah Penggerak hendak memberikan pendampingan guna mewujudkan figur kepala sekolah yang tidak hanya memiliki keahlian bidang manajerial dan administratif, namun mampu mendampingi peserta didik dengan segala kelebihan ataupun keterbatasan untuk mencapai hasil belajar maksimal. “Saat ini yang menjadi fokus kita adalah penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Menjadikan ibu dan bapak sebagai seorang pemimpin pembelajaran”, papar Praptono.

Kepala P4TK IPA, Enang Ahmadi, mengatakan dalam laporannya bahwa lokakarya yang terselenggara saat ini difokuskan untuk kepala sekolah dan pengawas yang telah tergabung dalam program Sekolah Penggerak. Enang menambahkan bahwa lokakarya “Nol” dimulai secara serentak di 27 kabupaten/kota dengan sasaran P4TK IPA yang ada di delapan provinsi, di antaranya: Aceh, Sumatra Utara, DKI Jakarta, dan Sulawesi. Terdapat 539 sekolah yang melibatkan 139 pelatih ahli yang akan mengikuti program ini.

“Selain itu yang kita laksanakan hari ini di Jakarta Timur terdapat 32 kepala sekolah dan 29 pengawas yang mengikuti lokakarya dari total 75 sekolah yang telah ditetapkan sebagai sekolah penggerak di DKI Jakarta,” papar Enang.

Senada dengan itu, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Timur, Putoyo HS mengungkapkan kegembiraannya melihat antusiasme dari peserta lokakarya yang merupakan kepala sekolah maupun pengawas dari wilayah Kota Jakarta Timur. “Kami mengapresiasi semangat dari ibu dan bapak dari suku dinas wilayah I dan II Jakarta Timur mengikuti lokakarya. Kiranya semangat tersebut dapat menjadikan profil Pelajar Pancasila sebagai tujuan akhir di sekolah binaan masing-masing. Kami siap mengawal kesuksesan dari program sekolah penggerak khususnya di wilayah administratif Jakarta Timur sehingga tercapai tujuan maksimal seperti yang diharapkan oleh pusat,” pungkas Putoyo.

Pada kesempatan yang sama, dalam sesi diskusi lokakarya, Pengawas Taman Kanak-Kanak (TK) Sudin Wilayah I Jakarta Timur yang sekaligus menjadi Pelatih Ahli dalam lokakarya “Nol”, Iin Suparti menyatakan bahwa merupakan sebuah kebanggaan dan tantangan baru untuk dirinya dalam berbagi praktik baik dengan rekan sejawat mengenai program Sekolah Penggerak. “Saat ini kepala sekolah penggerak di wilayah Jakarta Timur sudah antusias menantikan pelatih ahli dalam mendampingi program sekolah penggerak di sekolah masing-masing,” tuturnya.

Salah seorang peserta lokakarya, Kepala Sekolah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 21 Jakarta Timur, Niyata Sirat, turut mengungkapkan kegembiraannya dapat terpilih menjadi salah satu Kepala Sekolah Penggerak. “Menjadi tanggung jawab seorang abdi negara seperti saya untuk memberikan kontribusi positif dengan tetap mempelajari hal baru salah satunya menjadi Kepala Sekolah Penggerak,” ujarnya sambil tetap berharap regulasi terkait Program Sekolah Penggerak dapat disosialisasikan secara masif sehingga semua Kepala Sekolah Penggerak dapat tetap menjalankan program Sekolah Penggerak dengan nyaman.

Program Sekolah Penggerak merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Lokakarya tersebut merupakan salah satu wujud nyata pendampingan kepada kepala sekolah maupun pengawas yang telah terseleksi dalam program Sekolah Penggerak Angkatan I di lingkup kabupaten/kota.

Adapun hasil yang diharapkan pada dari lokakarya “Nol” Program Sekolah Penggerak ini adalah: (i) Peta harapan dan kekhawatiran peserta terkait program; (ii) Komitmen Kepala Sekolah dalam proses transformasi sekolah; serta (iii) Rencana lokakarya yang akan dilakukan.

X