Dit. Guru PAUD Dikmas

Memperkenalkan Teknologi Sejak Dini

GTK, Pangkalpinang – Pada Upacara Pembukaan Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano menyinggung tentang revolusi industri 4.0 dan upaya mempersiapkan generasi emas Indonesia tahun 2045.

“Di samping itu pun tantangan-tantangan yang sekarang lagi ramai tentang revolusi industri keempat dan bahkan ada tantangan bagaimana mempersiapkan sumber daya manusia menjelang Indonesia merdeka 100 tahun dan juga ada analisis bahwa perekonomian tahun 2050 nanti akan dikuasai oleh Cina, Amerika Serikat, India, dan keempat adalah Indonesia,” terang Supriano di di Alun-alun Taman Merdeka, Senin (24/6/2019). 

Hal tersebut nyatanya telah dilakukan melalui kerja nyata oleh PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah.

“Program yang sedang sangat didorong oleh pimpinan kami di Jawa Tengah intinya mendukung revolusi industri 4.0. Basic-nya revolusi industri 4.0 kan digital. Kalau saya lihat di beberapa paparan tentang revolusi industri 4.0, intinya digitalisasi. Di sana termasuk robot. Tentunya kalau anak-anak tidak secara dini diberikan tentang dunia digital itu mereka akan gagap teknologi,” kata pamong belajar PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah, Rakhmat Gunarja di Alun-alun Taman Merdeka, Rabu (26/6/2019). 

Pada pameran produk unggulan berbasis lokal dan hasil karya pendidikan di event Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019, Rakhmat mengungkap perlunya Indonesia untuk melakukan akselerasi di ranah teknologi.

“Jika anak-anak tidak secara dini diberikan tentang dunia digital, nanti kita hanya akan menjadi user, kita hanya menjadi penonton dari perkembangan teknologi di dunia yang sekarang ini sebetulnya sudah sangat jauh. Katakanlah di Cina UMKM-nya yang digital. Rasanya kita itu harus berpacu,” tutur Rakhmat.

Menurut Rakhmat, PP PAUD dan Dikmas Jawa Tengah telah mengembangkan model pengenalan teknologi sejak dini.

“Kita ada program pembelajaran yang sifatnya programming. Kita mengembangkan model, itu namanya programming untuk anak usia dini. Sementara ini ada dua media yang sudah kita kembangkan, namanya brain box animasi yang menjelaskan tentang struktur program sederhana untuk anak. Di sana ada animasinya. Itu tangible, artinya alatnya bisa disentuh oleh anak, meskipun tampilannya ada di layar. Kemudian yang kedua sifatnya on screen. Itu namanya coding, codenesia. Model itu tahun 2017, on screen jadi pemrogaman usia dini, ada di layar, anak diajarkan tentang logika komputasi,” jelas Rakhmat Gunarja.

X