Dit. Guru Dikmen Diksus

Media Scrabble Word Bergambar Mempermudah Siswa Tunarungu dalam Menyusun Kalimat

GTK, Jakarta –  Kemampuan menyusun sebuah kalimat bagi anak penyandang tunarungu merupakan hal yang sangat sulit. Upaya agar para siswa tunarungu lebih mudah memahami dalam menyusun kalimat terus dilakukan oleh Murti Sarini Laras, guru SLB Negeri Brebes. Kerja kerasnya akhirnya mengantar dirinya terpilih mewakili Provinsi Jawa Tengah pada ajang Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 pada kategori lomba Guru SMPLB Kreativitas.

Tema yang diangkat dalam penelitiannya adalah “Peningkatan Kemampuan Menyusun Kalimat Bagi Siswa Tunarungu Kelas VII Melalui Media Scrabble Word Bergambar di SLB Negeri Brebes”. Dia telah mempraktikkan media pembelajaran selama satu semester.

“Sudah dipraktikkan selama satu semester. Dampak yang dirasakan dari media ini ada, anak-anak sekarang bisa menyusun kalimatnya lebih tertata rapi berdasarkan struktur kalimat SPOK dan mereka juga sudah memahami tulisannya seperti apa,” ujarnya usai mempresentasikan hasil penelitian di Century Park Hotel, Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Dia mengatakan  tugas  guru adalah berpikir menyiapkan media yang tepat bagi peserta didiknya agar mereka mudah mencerna dan memahami apa yang  disampaikan pendidik. Maka itu, kreativitas dan inovasi guru harus terus dikembangkan sehingga bisa mencapai apa yang ditargetkan.

Menurutnya media  Scrabble Word Bergambar merupakan media yang tepat agar anak-anak lebih mudah dalam menyusun kalimat. Sebab, anak penyandang  tunarungu lebih menyukai media visual dan berbasis permainan–permainan.

“Anak tunarungu sangat sulit memahami kosakata. Mereka dari kelas 1 saja belum tahu misalnya angka 1 seperti apa tulisannya,  Apel tulisannya seperti apa. Saya sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai tugas agar mereka bisa menulis. Inilah yang harus saya cari jalan keluarnya, media apa yang pas bagi mereka,” jelasnya.

Dia mengatakan media yang digunakan tidak hanya untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia saja. Namun, bisa digunakan untuk mata pelajaran lainnya.  “Memang ini khusus mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tapi ini bisa dikembangkan ke mapel lain dengan materi yang ada,” ujarnya.

X