Dit, Guru Dikdas

Layakkah Aku Menjadi Guru SMP Berdedikasi sebagai Nadi Pendidikan Bangsa?

GTK, Jakarta – Layakkah Aku Menjadi Guru SMP Berdedikasi sebagai Nadi Pendidikan Bangsa? Hal itulah yang menjadi paparan Silvia Anita Maramis pada Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 kategori Guru SMP Berdedikasi.

“Dalam paparan di depan dewan juri saya menyampaikan ‘Layakkah Aku Menjadi Guru SMP Berdedikasi sebagai Nadi Pendidikan Bangsa?’ Saya sebagai guru juga ditunjuk sebagai wakil kepala sekolah urusan kurikulum. Di sini menjadi tanggung jawab saya bagaimana untuk menghasilkan suatu pendidikan yang berkualitas, sementara di sini masih ada guru-guru yang belum paham tentang penggunaan TIK. Jadi di sini melalui kegiatan MGMP kita melaksanakan suatu perubahan dalam dunia pendidikan. Sekarang karena sudah ada fasilitas-fasilitas yang ada, seperti ruang komputer, semua itu dipergunakan. Semua guru yang ada harus bisa menggunakan komputer, itu yang paling dasarnya,” kata Juara II Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 kategori lomba Guru SMP Berdedikasi, Silvia Anita Maramis.

“Yang jadi prioritas SDM, yang utamanya pada guru. Kalau guru bisa berkualitas, bisa menghasilkan generasi muda yang bisa berkompeten,” tambah Silvia.

Jika pada tahun sebelumnya kriteria guru berdedikasi adalah guru khusus yang hanya mengajar di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), untuk tahun ini standar guru berdedikasi tidak hanya guru dari daerah 3T saja tetapi bisa juga guru dari daerah lain di Indonesia yang dinilai memiliki kondisi menantang dalam lingkup pengabdiannya. Misalnya guru di daerah pegunungan yang harus menempuh perjalanan jauh menuju peserta didik. Atau wilayah tertentu dimana masyarakatnya belum terbuka untuk mengizinkan anak-anak mereka bersekolah dan guru di daerah tersebut berinisiatif memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya pendidikan bagi generasi penerus bangsa.

Lantas bagaimanakah tempat mengajar dari Silvia Anita Maramis? Ia mengungkapkan bahwa di daerahnya masih mengembangkan sumber daya manusia.

“Sekolah kami ada di daerah paling ujung dari Sulawesi Utara, itu paling bagian selatan, ada di pesisir pantai yang notabenenya adalah kabupaten yang masih baru dikembangkan, baru berkembang. Banyak tantangan dan rintangan yang kami hadapi, terutama dalam dunia pendidikan. SDM masih baru mau berkembang karena kami kabupaten yang baru,” jelas guru IPA di SMP Negeri Pinolosian, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara ini.

Menurut Silvia, masukan dari dewan juri kala sesi presentasi merupakan masukan berharga baginya untuk terus berinovasi dalam karyanya.

“Dalam wawancara, saya kembangkan ke gurunya. Pesan dari juri, tambah 1 layer lagi, hasilnya ke siswa. Jadi ditampilkan hasil dari siswa,” tutur Silvia pada Malam Penganugerahan GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (16/8/2019). 

Ia pun berharap dapat mengimbaskan praktik baik ini di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di daerahnya.

“MGMP jalan di tingkat kabupaten. Harus sama-sama. Karena di dalam sama-sama ada diskusi, jadi tidak berdiri sendiri, ada diskusi, saling memberikan masukan, Mana yang kurang, mana yang lebih, sesuai dengan keadaan yang ada,” ungkap Juara II Pemilihan GTK Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019 kategori lomba Guru SMP Berdedikasi, Silvia Anita Maramis.

X