Merdeka Belajar

Kurikulum Merdeka Tumbuhkan Semangat Belajar Murid

GTK - SD Negeri Puuroda Jaya merupakan salah satu sekolah yang berada di bagian terjauh Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Dalam suasana perkampungan, hamparan pegunungan menjadi pemandangan utama di bagian utara sekolah ini, sedangkan pada lanskap di bagian selatannya dilintasi oleh sebuah sungai. Para murid, yang berjumlah 37 orang, berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. “Murid yang paling jauh domisilinya sekitar satu kilometer dari sekolah,” ujar Haris Risal Denggo, salah seorang guru yang kini mengajar kelas 6. 

Pada tahun 2022 lalu, sekolah ini mendaftarkan diri untuk menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dengan opsi Mandiri Belajar. Opsi ini diperuntukkan bagi sekolah yang menggunakan struktur Kurikulum 2013 dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya, namun menerapkan beberapa prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen. 

9

Sebelum menerapkan kurikulum merdeka, pembelajaran di sekolah tersebut tidak terlalu detail memperhatikan bagaimana kondisi siswa. Ia mengatakan bahwa sumber materi hanya sebatas buku, lalu guru menulis di papan tulis, dan kemudian murid mencatat kembali. “Cenderung stagnan,” ujar Haris. 

Ketika mencoba menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka opsi Mandiri Belajar, guru-guru kemudian mengenal beberapa istilah kunci, di antaranya diagnostik awal dan pembelajaran diferensiasi, yang semuanya mengerucut pada pengarusutamaan kebutuhan murid dalam pembelajaran. 

Guru Terus Belajar dan Saling Berbagi

“Awalnya memang kaku,” ujar Haris menceritakan pengalaman guru-guru ketika baru menerapkan kurikulum merdeka. Setelah berjalan beberapa waktu, mereka akhirnya sudah terbiasa melihat satu per satu siswa. Seperti contoh yang disampaikan tentang guru di kelas rendah, “Setelah ditentukan mana murid yang sudah bisa mengeja dua kata dan mana murid yang baru mengeja huruf, guru kemudian merancang model pembelajaran yang sesuai,” ucapnya. 

Selain itu, sebagaimana yang dipraktikkan Haris di kelasnya, setiap materi pelajaran juga disampaikan dengan media yang berbeda-beda, salah satunya menggunakan video, yang tak hanya ditampilkan di kelas tetapi juga ia kirimkan ke ponsel siswa yang memilikinya. “Misalnya ketika pelajaran hewan, murid tidak hanya mendengarkan apa yang dikatakan guru, tetapi juga bisa melihat sendiri di video yang saya buat sendiri,” tuturnya.

1

Haris juga menggunakan media audio untuk menyampaikan materi pelajaran kepada murid. “Kalau saya menemukan lagu yang cocok untuk mendukung materi yang saya ajarkan, maka lagu itu akan saya salinkan juga ke ponsel siswa. Itu sebabnya saya tidak larang mereka bawa ponsel, karena saya bisa memasukkan materi pelajaran dan kemudian sinkronkan ponsel mereka dengan akun belajar masing-masing,” jelasnya. 

Strategi pembelajaran seperti itu, kata Haris, sangat besar pengaruhnya pada murid. Ia merasakan sendiri bagaimana kegembiraan murid-murid setiap kali datang ke sekolah. Selalu ada kerinduan dari murid tersebut untuk menunggu pelajaran yang akan diberikan guru. “Seperti mau lebaran,” kata Haris menggambarkan antusiasme murid-muridnya dalam belajar.

Ia mengatakan bahwa keberadaan Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai komunitas para guru se-kecamatan turut berkontribusi kepada para guru untuk saling berbagi praktik baik. “Kami bertemu dua kali setiap bulan, salah satunya untuk membahas persoalan teknologi. Karena cukup banyak guru di satu kecamatan yang belum mahir IT, kami berkumpul untuk berbagi pengetahuan dan menularkan kemampuan kepada teman-teman,” ucapnya. 

Pertemuan komunitas seperti itu juga memberi dampak yang besar pada peningkatan kreativitas para guru. Apalagi juga didukung oleh Dinas Pendidikan ataupun KGP Sulawesi Selatan dalam bentuk agenda bimtek. Haris, yang sudah mendapat sertifikat dari aplikasi Canva, turut diminta mengajarkan rekan-rekannya terkait cara penggunaan aplikasi tersebut untuk membuat bahan ajar yang menarik bagi murid. “Aplikasi itu bisa dimanfaatkan oleh para guru semaksimal mungkin untuk membuat bahan ajar yang variatif,” ujar Haris.

Naik Level ke Mandiri Berubah Demi Murid

Maret tahun 2023 ini, setelah menerapkan Mandiri Belajar selama satu semester, kepala sekolah beserta para guru SD Negeri Puuroda Jaya menyepakati bahwa sekolah mereka sudah bisa naik level ke opsi Mandiri Berubah dan sekarang sudah dalam tahap pengajuan. Dalam opsi ini, satuan Pendidikan sudah menggunakan struktur kurikulum Merdeka dalam mengembangkan kurikulum satuan pendidikannya dan menerapkan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam melaksanakan pembelajaran dan asesmen.

“Kami sering melihat banyak sekolah di penjuru Indonesia yang sudah mengampu Implementasi Kurikulum Merdeka. Banyak keberhasilan dan kreativitas yang terbangun karena kurikulum itu. Kami ingin sekolah kami juga sampai ke sana, seperti sekolah-sekolah tersebut,” tutur Haris menjelaskan salah satu motivasi sekolahnya untuk mengajukan penerapan Mandiri Berubah. 

3

Implementasi Kurikulum Merdeka telah memberikan dampak yang berbeda kepada murid-murid, mereka menjadi lebih semangat belajar. “Kami seperti disadarkan kembali oleh Kurikulum Merdeka perihal apa yang dikatakan Ki Hajar Dewantara bahwa kalau kita menanam cabe, maka akan tumbuh cabe. Semua murid punya potensi yang beda-beda. Hari ini kita tak bisa paksa semua murid jadi hebat matematika,” ucap Haris. 

Itu sebabnya, kata Haris, dari guru hingga kepala sekolah sama-sama bersepakat bahwa sekolah mereka sudah bisa melanjutkan ke level berikut. “Saya ingin murid-murid saya mendapatkan peluang yang seluas-luasnya untuk mendapatkan ataupun menunjukkan apa yang mereka inginkan. Saya cemburu melihat sekolah lain sudah melakukan itu,” tutur Haris menyampaikan harapannya terkait perubahan dari Mandiri Belajar ke Mandiri Berubah.

X