Dit. Guru PAUD Dikmas

Kearifan Lokal dalam Pengelolaan KB/TPA/SPS

GTK, Pangkalpinang –  Melakukan pengelolaan Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS) memerlukan kemampuan manajerial yang baik. Hal itulah yang diungkap Sri Kurnianingsih, juri pengelola KB/TPA/SPS pada ajang Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2019.

“Pengelolaan yang profesional akan menghasilkan lembaga yang profesional. Kembali lagi pada figur-figur pengelola itu apakah dia punya manajerial yang bagus, leadership yang bagus, banyak hal, kembali lagi pada person to person masing-masing pribadi pengelolanya,” kata Sri Kurnianingsih di Alun-alun Taman Merdeka, Rabu (26/6/2019).

Menurut sosok yang akrab dipanggil Nia, kearifan lokal diperlukan dalam mengelola KB/TPA/SPS. Ia melihat ada beberapa paparan dari peserta di kategori pengelola KB/TPA/SPS yang menggunakan filosofi kearifan lokal.

“Kami mengamati ada beberapa yang mengangkat kearifan lokal, tentang budaya, tentang kebiasaan di daerah yang itu menarik. Karena filosofi dari kearifan lokal ditarik ke dalam model pengelolaannya,” ujar Nia yang merupakan Wakil Ketua Himpaudi Jawa Tengah.

Nia di antaranya mengutarakan perlunya keterlibatan dari berbagai pihak demi suksesnya pendidikan.

“Contoh yang menggunakan filosofi dari kearifan lokal di antaranya dari Papua. Papua ada tarian yang filosofi dari tariannya mengajak semua orang, mengajak untuk bergabung. Itu yang diambil bahwa dalam mengelola lembaga kita itu harus mengajak, merangkul semua pihak yang terkait,” tutur Nia yang berlatar belakang psikolog.

“Ada yang dari Bolaang Mongondow, itu tentang tradisi terkait dengan duren. Di daerah itu mereka penghasil durian. Durian itu kalau jatuh, masyarakat di situ tidak kemudian diambil dan dibawa pulang, tapi didekatkan ke pohonnya supaya bisa diambil pemiliknya. Atau pemilik di tengah-tengah pepohonan kayak punya rumah-rumahan kecil, tempat untuk mengumpulkan durian, itu karena pemilik tidak selalu stand by untuk mengawasi duriannya jatuh atau tidak. Hal positif seperti itu, itu kan kejujuran, tentang karakter. Itu yang value-nya dibawa dalam pengelolaan lembaga,” terang Nia.

X