Merdeka Belajar

Inovasi, Modifikasi, Adaptasi KBM di Masa Pandemi

GTK, Jakarta – Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (Direktur GTK Dikmen Diksus), Praptono melihat tiga aspek dalam kegiatan belajar mengajar di masa pandemi. Hal itu diutarakannya pada event yang dihelat British Council bertema “Cerita Guru Nusantara: Mengajar di Tengah Pandemi”.

Praptono mengungkap tentang inovasi serta kreativitas, ekosistem belajar, dan kearifan lokal.

“Saya melihat dari aspek inovasi dan kreativitas, nah ini menjadi kunci di tengah situasi yang sangat berat. Karena hadirnya pandemi Covid-19 datang secara tiba-tiba,” kata Direktur GTK Dikmen Diksus, Praptono di Jakarta, Kamis (10/9/2020).

“Kita tidak pernah mempersiapkan sebelumnya bahwa para guru kita ini harus mampu melaksanakan pembelajaran online. Awal-awal ketika pandemi, kita punya data 60% guru kita punya problem IT dalam melaksanakan pembelajaran online,” tambah Praptono.

Kemendikbud pun mengambil sejumlah langkah, di antaranya dengan melibatkan komunitas, merilis portal “Guru Berbagi” sebagai wahana berbagi RPP, praktik baik pembelajaran, serta informasi-informasi pelatihan.

Praptono mengungkap seiring berjalannya waktu, inovasi, adaptasi, kreativitas yang terjadi menjadi solusi nyata dalam menghadirkan pembelajaran yang bermakna.

“Di awal-awal dimana orang tua dan anak-anak kita sangat stres dengan pembelajaran dari rumah, itu semakin ke belakang ini semakin dapat di-take over oleh guru-guru kita. Saya mengapresiasi, berterima kasih terhadap inovasi dan kreativitas yang dilakukan oleh para guru,” ungkap Praptono.

Di masa pandemi ini gotong royong menghadirkan solusi juga terlihat dengan aktif dan berkembangnya ekosistem belajar.

“Kemudian yang kedua, ini persoalan membentuk ekosistem belajar. Sekarang ini guru dengan komunitas yang dipunya, mulai dari menggali kemitraan dengan teman-teman semasa kuliahnya, dengan kolega-kolega selama mengikuti pendidikan dan pelatihan, maka kemudian ini menjadi ekosistem belajar bersama. Terjadi diskusi antarsesama guru, mencari solusi terhadap hambatan-hambatan pembelajaran yang dimiliki atau yang dihadapi ketika melaksanakan kegiatan belajar dari rumah,” urai Direktur GTK Dikmen Diksus.

“Saya kira kegotongroyongan ini akan menjadi sangat penting dalam membentuk ekosistem pendidikan yang baik untuk ke depan,” imbuhnya.

Praptono juga menyoroti perlunya menghadirkan pembelajaran yang kontekstual, berpusat pada murid.

“Yang ketiga, saya menggarisbawahi atas segala inovasi, modifikasi, adaptasi yang dilakukan oleh kawan-kawan guru dalam merancang kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki di daerah masing-masing. Ini kearifan lokal menjadi sangat penting,” tutur Praptono.

“Indonesia ini sangat majemuk dari wilayah timur sampai barat, Jawa-luar Jawa sudah berbeda, kota dengan pedesaan berbeda. Jadi kearifan lokal ini menjadi sangat penting untuk kita bisa mengurai persoalan-persoalan pendidikan satu demi satu. Dan ini nanti akan seiring sejalan dengan yang dilakukan oleh Kemendikbud,” tambahnya.

Direktur GTK Dikmen Diksus, Praptono menutup penjelasannya dengan prinsip kegiatan belajar di masa pagebluk yakni mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga sekolah.

“Kuncinya adalah hadapi kondisi ini dengan penuh keyakinan, dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan warga sekolah, itu penting,” ujar Praptono.

“Jangan sampai karena keputusasaan kita, terus kita menabrak regulasi-regulasi, misalkan terkait penerapan protokol kesehatan, yang kemudian satuan pendidikan atau sekolah-sekolah menjadi pusat atau episentrum dari pandemi Covid-19. Kita tidak berharap seperti itu bahwa utamakan kesehatan dan keselamatan warga sekolah,” tegas Praptono.

Kolaborasi antarguru serta pendidikan karakter esensial untuk diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar.

“Lakukan pembelajaran yang inovatif, kreatif, utamakan pendidikan karakter, dan yang terpenting guru harus mampu bekerja sama dengan sesama guru sehingga project yang diberikan kepada anak-anak bisa mengukur sejumlah kompetensi dari mata pelajaran yang berbeda,” harap Direktur GTK Dikmen Diksus, Praptono.

X