Berita

High Order Thinking Skills Bekal Bersaing di Abad 21

GTK - Pengenalan model soal penalaran merupakan salah satu tuntutan kompetensi dalam pembelajaran abad 21, yakni berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif. Soal-soal yang menuntut penalaran dikenal secara luas sebagai keterampilan-keterampilan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills atau HOTS). Dengan begitu, peserta didik diharapkan mampu menganalisa data, membuat perbandingan, membuat kesimpulan, menyelesaikan masalah, dan menerapkan pengetahuan pada konteks kehidupan nyata.

Soal-soal penalaran juga telah diterapkan pada Ujian Nasional tahun 2018 dengan komposisi sekitar 10-15 persen. Hal itu dilakukan sebagai ikhtiar untuk menyesuaikan secara bertahap standar pendidikan Indonesia dengan standar internasional, antara lain seperti standar Programme for International Student Assessment (PISA).

Berdasarkan survei Programme for International Student Assessment (PISA), Indonesia berada di urutan ke-64 dari 72 negara yang disurvei. Skor literasi sains pada PISA 2015 adalah 403, naik 21 poin dari skor PISA 2012 yang berada di angka 382. Prestasi ini menempatkan literasi sains Indonesia mengalami kenaikan 6 tingkat dari posisi 2 terbawah di tahun 2012. Namun sayangnya masih di bawah rata-rata skor Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, Indonesia harus mengejar ketertinggalan serta menyiapkan peserta didik untuk zaman mendatang. Mendikbud menyatakan secara bertahap pemerintah mendorong pembelajaran abad 21 yang salah satu cirinya adalah penalaran. Sejak beberapa tahun terakhir, guru-guru dilatih untuk mampu mengajar dan melakukan evaluasi atau penilaian hasil belajar dengan metode yang mendorong penalaran tingkat tinggi.

Hal senada diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikdasmen Kemdikbud) Hamid Muhammad. Hamid memandang soal berbentuk penalaran diperlukan agar anak-anak Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.

"Kita harus dorong guru-guru kita agar banyak terlibat dalam menyusun aplikasi soal dan merakit soal berbentuk penalaran supaya bisa bersaing dengan negara lain, selain itu juga sekolah di bawah standar kita perbaiki termasuk guru dan sarprasnya,” katanya.

Sementara itu Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemdikbud) Supriano menyatakan bahwa kunci sukses di abad ke-21 adalah 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration)

“Ada 4 kompetensi yang diperlukan untuk bersaing di abad ke-21. Creativity, critical thinking, communication, collaboration. Saya berikan contoh critical thinking. Kalian bisa berbicara, kalian bisa berkomunikasi, tetapi kalian punya rasional. Kalian jangan asal bicara saja, tapi kalian tidak punya rasional, tidak berani mengatakan yang benar itu benar, berani komunikasi. Kompetensi itu yang harus dimiliki,” jelas Supriano.

X