Dit. Guru Dikmen Diksus

Guru Itu Laksana Api

GTK, Jakarta -  Menghadirkan pendidikan untuk semua menjadi perjuangan Heriyanto Nurcahyo. Baginya semua anak-anak Indonesia harus mendapatkan pendidikan meskipun dia adalah anak berkebutuhan khusus.

Pengabdiannya dalam kepedulian kepada siswa berkebutuhan khusus di sekolah Inklusif  mengantar guru di SMA Negeri 1 Glenmore, Provinsi Jawa Timur meraih juara 1  pada ajang Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Nasional 2019  kategori lomba  Guru SMA/SMK Berprestasi di Sekolah Inklusif.

Prinsip yang dia tanam selama ini dalam menjalani profesinya adalah guru laksana api. Yakni api yang mampu membakar semangat belajar kepada siswa.

Membakar api semangat harus diberikan kepada seluruh siswa yang dididik. Tidak boleh pilih kasih atau memberikan perhatian lebih hanya kepada siswa tertentu.

“Saya mengajar di sekolah inklusif. Saya tidak melihat siapa pun yang ada di dalam kelas. Semuanya sama,” ujarnya usai menerima penghargaan di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Dia menceritakan pengalamannya mengajar, dia memiliki murid dari  anak berkebutuhan khusus. Dia adalah siswa penyandang autis. Salah satu kelemahan siswa didiknya adalah dalam kemampuan melakukan interaksi sosial, komunikasi, dan kolaborasi. Maka itu dia menghadirkan pembelajaran yang mampu  menumbuhkan kecakapan-kecakapan yang dia butuhkan.

“Maka saya melakukan bagaimana dia bisa  berinteraksi. Sebab selama ini dia menarik diri dengan kontak sosial karena kelainan yang dimilikinya,” ujarnya.

Dia mengatakan mengajar di sekolah inklusif memang dihadapkan tantangan-tantangan. Dia menjelaskan  tantangannya  selama mengajar yakni penerimaan siswa yang memiliki kebutuhan khusus tersebut. Namun dengan perjalanan waktu itu bisa dihadapi.

“Kami bisa membangun kesadaran bersama tentang inklusifitas dalam kelas . Siapapun dari latar belakang manapun tetap kita layani dan kita hargai,” tutupnya.

X