Guru Penggerak

Kata Mas Menteri dan Mas Dirjen tentang Program Guru Penggerak

GTK, Jakarta - Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Pada saat ini sedang dibuka pendaftaran untuk Guru Penggerak Angkatan 4, Pengajar Praktik Angkatan 4, serta Fasilitator Angkatan 3. Informasi lebih lanjut dapat disimak di laman: sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/.

Pada Senin (22/3/2021) diselenggarakan Dialog Program Guru Penggerak secara virtual. Turut hadir sebagai narasumber Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril, serta dua orang Pengajar Praktik Angkatan 1, dan 3 orang Calon Guru Penggerak Angkatan 1. Angkatan 1 dari Program Guru Penggerak telah menjalani masa pendidikan 4,5 bulan, dari total 9 bulan yang direncanakan. Pada Dialog Program Guru Penggerak, juga dihadiri oleh 2.000 lebih partisipan yang ikut serta dalam ekosistem Program Guru Penggerak.

Pada kesempatan tersebut, Mendikbud mengurai perbedaan Program Guru Penggerak (PGP) dengan program pelatihan guru sebelumnya.

“Ini program yang beda, ini program yang unik. Karena ini membuka wawasan saya sebagai guru untuk menyadari harusnya cara memikir saya seperti apa,” kata Mas Menteri.

Dari curah pendapat 5 sosok yang ikut terlibat di PGP Angkatan 1, Mendikbud Nadiem bersorak optimis dengan mindset berpusat pada murid yang telah dipahami.

“Nah itu, dan saya senang banget, saya senang banget mendengar itu, yes, sekarang kalian mengerti. Jangan melihat Kementerian atau pemerintah sebagai orang yang bakal kasih tahu kamu caranya ngajar harus kayak gini, kayak gini, kayak gini, bukan. Kamu yang lebih tahu cara ngajar, kamu yang guru,” ujar Mendikbud Nadiem.

Mendikbud meyakini bahwasnya paradigma berpusat kepada murid merupakan titik tolak dalam menghadirkan pembelajaran yang bermakna di sekolah.

“Tugasnya kita dengan program ini adalah untuk membebaskan atau memerdekakan otak kalian, otak teman-teman, untuk bisa menyadari,” tutur Mendikbud Nadiem Makarim.

“Ada beberapa teknik-teknik, kompetensi yang sangat penting, tapi yang lebih penting lagi adalah paradigma pemikirannya, paradigmanya berpusat kepada murid, bukan kepada birokrasi, bukan kepada nyenengin pemerintah, atau nyenengin aturan-aturan main, orientasinya kepada murid,” sambungnya.

Student-centered learning atau berpusat kepada murid juga ditekankan oleh Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril.

“Kita sangat bangga mulai terlihat perubahan mindset pembelajaran guru-guru kita yang ikut program ini dan melakukan pengimbasan juga pada guru-guru lainnya, terutama dalam melihat dan memosisikan murid secara lebih hormat,” kata Mas Dirjen.

Dalam hal pengimbasan, menurut Iwan Syahril telah teramplifikasi semangat berbagi praktik baik pembelajaran.

“Banyak sekali ribuan karya, refleksi, demonstrasi, aksi nyata, dari semua Calon Guru Penggerak yang mengikuti Pendidikan Program Guru Penggerak ini,” terang Iwan.

“Sudah ada ribuan video di YouTube, karya-karya dari Calon Guru Penggerak yang menjadi refleksi dan demonstrasi setiap modul yang diberikan. Bahkan sampai ada yang sampai buat lagu dan puisi, saya sangat menikmati sekali hasil-hasil karya dari bapak, ibu semua,” rinci Iwan Syahril tentang ragam pengimbasan yang telah dilakukan.

Semangat juang mereka yang terlibat di Program Guru Penggerak juga ditunjukkan di tengah situasi pandemi Covid-19 serta sukarnya jarak tempuh untuk sampai di lokasi sekolah Calon Guru Penggerak.

“Saya juga mendengar Pengajar Praktik yang mendampingi Calon Guru Penggerak menempuh jalur darat 500 kilometer untuk melakukan pendampingan individu kepada Calon Guru Penggerak, sungguh luar biasa,” apresiasi dari Dirjen GTK Kemendikbud, Iwan Syahril.

“Bahkan di Sapa GTK di live IG yang kita lakukan beberapa waktu yang lalu, juga ada Pengajar Praktik yang mendapat Covid-19, namun tidak melunturkan semangat beliau, yaitu bu Lydia, untuk bisa terus mendampingi Calon Guru Penggerak,” salut Iwan Syahril.

Iwan pun optimis dengan sinyal-sinyal tersebut transformasi pendidikan dapat berjalan dengan baik.

“Semua itu datang dari kesungguhan hati yang kuat, semangat untuk terus belajar dan berbagi di antara para Calon Guru Penggerak dan inilah kunci untuk terus menjalani proses pendidikan dan melakukan proses transformasi pendidikan,” tutur Mas Dirjen

X